Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perlukah Demokrasi dan Jajak Pendapat Model Barat Direformasi?

7 September 2020   18:04 Diperbarui: 8 September 2020   09:18 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesenjangan ini, dinamai Defisit Demokrasi yang Dipersepsikan, menunjukkan seberapa besar pemerintah memenuhi harapan warganya. Semakin besar gap tersebut, semakin besar pula defisit demokrasi di mata publik.

Sama halnya dengan hasil tahun 2019, studi tahun 2020 menunjukkan bahwa semua negara memiliki celah yang demikian, artinya tidak ada negara yang disurvei yang menurut masyarakatnya tingkat demokrasi yang mereka miliki berindex tinggi atau lebih tinggi dari yang mereka anggap penting. Dengan kata lain, studi tersebut menemukan bahwa tidak ada pemerintah yang memenuhi harapan demokratis warganya.

Negara dengan celah terkecil sekarang adalah Taiwan, Filipina, Swiss, Denmark, dan Arab Saudi. Negara-negara yang dianggap memiliki defisit demokrasi terbesar, yang berarti pemerintah yang paling tidak memenuhi harapan demokrasi warganya adalah Venezuela, Polandia, Hongaria, Ukraina, dan Nigeria.

Chili menonjol sebagai negara yang mengalami peningkatan terbesar dalam Perceived Democratic Deficit dari 2019 hingga 2020, dengan peningkatan 9 poin.

Dalam jajak pendapat ini diajukan 2 pertanyaan, "apakah demokrasi penting bagi Anda atau tidak?" dengan asumsi bahwa seratus orang menjawab bahwa demokrasi itu sangat penting.

Pertanyaan lainnya adalah "Apakah menurut Anda negara Anda adalah negara demokrasi?" Jika hanya 80% dari 100 orang yang menjawab ya, maka defisit negara demokrasi ini adalah 100% dikurangi 80% = 20%.

Jadi, lebih dari 50% orang di hampir semua negara percaya bahwa demokrasi itu sangat penting. Namun secara komparatif, Jepang adalah yang terendah, dan hanya 60% orang yang menganggap demokrasi itu penting.

Jika Jepang dianggap sebagai negara demokrasi model Barat, maka itu adalah bagian terbawah dari demokrasi Barat. Dan hanya 46% orang Jepang yang percaya bahwa Jepang adalah negara demokrasi, sehingga Jepang mengalami defisit demokrasi sebesar 14% (60% - 46%).

Situasi di AS juga sangat menarik, 73% orang menganggap demokrasi itu penting, tetapi hanya 49% yang menganggap AS adalah negara demokratis. Defisit demokrasi adalah 24% (73% -49%).

Di Tiongkok sebanyak 84% orang Tiongkok menganggap demokrasi itu penting. Sementara itu, sebanyak 73% masyarakat percaya bahwa Tiongkok adalah negara demokrasi, dengan defisit demokrasi 11% (84% -73%). Jauh lebih rendah dari AS dan Jepang.

Selain itu masih ada pertanyaan besar "Apakah menurut Anda negara Anda adalah negara demokratis?" Di antara 53 negara dan kawasan yang disurvei, Tiongkok menempati peringkat ke-6 dan AS peringkat 38. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun