Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasca Pembunuhan Suleimani, Balasan Iran Terhadap AS

11 Januari 2020   15:27 Diperbarui: 11 Januari 2020   15:34 3684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah bendera merah ini melambangkan balas dendam, kembali pada kemartiran cucu Nabi Muhammad dan keluarganya pada abad ketujuh, yang dibesarkan di Qom setelah pembunuhan Soleimani. Pembunuhan ini telah meningkatkan sentimen anti-AS dan pemerintah Iran tampaknya menggunakan insiden itu untuk memperkuat cengkeramannya.

Langkah ini menyiratkan bahwa "perang besar akan datang." Iran tidak akan menyerah. Pada hari pengibaran bendera pembalasan , Pengawal Revolusi Islam Iran mengancam AS dengan 35 target di Timur Tengah yang dalam jangkauan Iran.

Setelah terbunuhnya Suleimani, Iran dengan cepat menunjuk wakilnya sebagai komandan "Pengawal Revolusi Islam Iran" Esmail Qaani telah mengeluarkan peringatan yang jelas: "Kami memperingatkan semua orang, bersabar, dan Anda akan melihat mayat orang AS di seluruh Timur Tengah." Ini sesuai dengan kepribadian Iran. Apakah ini benar?

esmail-qaani-5e198335d541df62386ba525.png
esmail-qaani-5e198335d541df62386ba525.png

Sumber: bbc.com

Dikabarkan bahwa Pentagon dan sekutu-sekutunya sedang meradang dan semakin banyak detail menunjukkan bahwa pemenggalan kepala Suleimani tampaknya hanya kemauan pribadi Trump yang berspekulasi untuk kampanye dirinya di AS.

Menurut New York Times, pada hari yang sama, Tramp sedang mendiskusikan tentang pemilu akhir tahun ini di Mar-a-Lago, Palm Beach. Tiba-tiba minta keluar untuk sementara waktu, dan terus bertemu dengan staf kembali secara diam-diam.  Dalam beberapa menit setelah keluar, Trump membuat salah satu keputusan diplomatik yang paling dasyat dalam jabatannya, untuk menyetujui permbunuhan Suleimani dengan drone.

Alasan Trump adalah bahwa situasinya sudah mendesak, dan Suleimani merencanakan serangan terhadap AS. Tetapi laporan New York Times mengungkapkan bahwa tuduhan itu sangat lemah, dan Suleimani beberapa hari sebelumnya masih melakukan "bisnis seperti biasa".

Pentagon sangat terkejut. Dari semua program yang ditawarkan kepada Trump, dia memilih yang paling ekstrem. Untuk diketahui ketika memburu Osama bin Laden dan Abu Bakr Bagdhadi berbeda, kedua orang ini sebenarnya melalui pencarian jangka panjang. Tetapi untuk Suleimani, baik Bush Jr maupun Obama tidak mengambil tindakan, bukan karena mereka tidak tahu di mana dia berada, tetapi karena pertimbangan keseriusan konsekuensinya.

Tapi Trump mengabaikannya, menunjukkan sisi petualang dan impulsifnya. Bahkan Inggris, yang tampaknya selalu mendukung AS, menurut tabloid Inggris, PM Johnson pada liburan di pulau Karibia juga terkejut, mengeluarkan kata "F" (kata kotor).

Tom Tugendhat, mantan ketua Komite Urusan Luar Negeri British House of Commons, mengkritik terhadap sekutu seharus AS bertindak untuk "mengejutkan musuh dan membuat mereka kelabakan, tapi bukan terhadap sekutunya ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun