Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasca Pembunuhan Suleimani, Balasan Iran Terhadap AS

11 Januari 2020   15:27 Diperbarui: 11 Januari 2020   15:34 3684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pada tulisan yang lalu telah memposting artikel tentang pembunuhan Qassem Suleimani, maka pasca pembunuhan ini, trompet perang telah ditiup, gendrang perang telah ditabuh antara AS dan Iran.

Menurut berita perintah pembunuhan ini diperintahkan langsung oleh Trump, ketika Trump sedang mendiskusikan rencana pertempuran di Gedung Putih saat itu, dan baru saja ada berita lain dari Iran yang membuat semua negara gelisah.

Sekitar pukul 02:30 dini hari pada tanggal 6 Januari, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Iran akan sepenuhnya mencabut "pembatasan" pada pengayaan uranium.

Ini berarti bahwa Iran secara sepihak akan sepenuhnya melepaskan kewajibannya atas perjanjian nuklir Iran! Ini berarti bahwa Iran akan secara terbuka dan sepihak menyatakan dirinya sebagai negara yang memiliki senjata nuklir. Jika Iran hingga memiliki senjata nuklir, jika AS menyerang Iran secara seneaknya, maka akan menjadi bencana.

Sebenar Perjanjian nuklir Iran tidak terbentuk dengan mudah. Pada 14 Juli 2015, Iran dan enam negara membahas masalah nuklir Iran, termasuk AS, Tiongkok, Rusia, Inggris, Jerman, dan Perancis, setelah negosiasi panjang, mka disepakati membatasi pengembangan nuklir Iran dan mencabut sanksi terhadap Iran. Masalah ini disetujui dan ditanda-tangani semua pihak yang terlibat.

Namun, perjanjian bersejarah yang dicapai selama masa Obama telah dikritik oleh Trump sebagai "perjanjian sepihak yang mengerikan yang seharusnya tidak ditandatangani."

Pada 8 Mei 2018, Presiden AS Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari perjanjian ini. Dan memulai kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran yang sebelumnya telah disepakati untuk dibebaskan dari sanksi berdasar persetujuan dari diskusi dan perjanjian.

Pada hari yang sama setahun kemudian, Presiden Iran Rouhani mengumumkan bahwa Iran telah menangguhkan penerapan beberapa ketentuan perjanjian dan tidak lagi memproses air berat untuk uranium yang diperkaya ke dunia luar.

Namun, Iran tidak sepenuhnya menarik diri dari perjanjian damai pada waktu itu, dan di bawah mediasi Uni Eropa dan PBB, maka perjanjian ini sepenuhnya pecah, banyak pihak berupaya untuk menjaga keseimbangan yang rapuh ini.

Namun dengan pembunuhan atas Suleimani orang nomor dua Iran ini telah merusak keseimbangan rapuh yang coba dipertahankan oleh semua pihak dari penandatangan perjanjian tersebut.

Menurut laporan media saat ini, para pejabat Iran berencana untuk membahas langkah mereka selanjutnya dari perjanjian nuklir, yang akan lebih besar dari yang direncanakan semula.

Di masa depan, Iran tidak akan lagi mau dibatasi dalam kapasitas pengayaan uraniumnya, kelimpahan dan kuantitas uranium yang diperkaya, dan kedalaman dan ruang lingkup penelitiannya.

Ini sinyal buruk bagi AS. Tidak ada bedanya dengan menyatakan perang langsung terhadap Trump, tetapi juga memberikan alasan yang baik bagi Trump untuk memulai perang. Apakah Iran akan lolos kali ini?

Dipengaruhi oleh ketegangan tiba-tiba hubungan AS-Iran, pasar saham kawasan Teluk turun tajam pada sore hari 15 Januari, Kuwait dan Arab Saudi memimpin penurunan harga saham raksasa minyak Saudi Aramco, yang menetapkan rekor IPO tertinggi di dunia bulan lalu, turun 1,7% 34,55 rial per saham, level terendah sejak awal perdagangan pada 111 Desember. Indeks saham Kuwait berkinerja terbaik di seluruh kawasan Teluk pada 2019 turun hampir 4,1%, indeks saham Saudi turun 2,4%, indeks saham Dubai turun 3,1%, dan indeks Abu Dhabi. ADI turun 1,42%.

Menurut "Capital Economic" menganalisis dalam laporan penelitian dua pekan lalu bahwa "jika terjadi perang AS-Iran mungkin dapat mengurangi PDB global sebesar 0,5% atau lebih, terutama karena jatuhnya ekonomi Iran dan dampak kenaikan harga minyak."

Pada 3 Januari, harga minyak AS ditutup pada US $ 63,05 per barel, dan crude oil ditutup pada US $ 68,60 per barel, level tertinggi dalam tiga bulan.

Pembunuhan Suleimani menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik AS-Iran dapat mengganggu pasokan minyak global, mengingat Iran adalah produser minyak nomor dua setelah Arab Saudi.

Jika Iran terjatuh ke dalam lumpur perang, pasokan minyak ke negara-negara termasuk Tiongkok, Eropa, dan Jepang akan sangat terpengaruh.

Penarikan kesepakatan nuklir Iran yang tiba-tiba dan lengkap adalah tantangan yang sangat besar bagi Trump. Sebelum ini, Trump telah mengeluarkan ancaman menghancurkan 52 target Iran.

Iran juga telah memberikan tanggapan terbaru: Ini adalah "teroris yang mengenakan setelan jas" dan akan segera belajar pelajaran sejarah. Tidak ada yang bisa mengalahkan bangsa dan budaya Iran yang hebat. Kata jurubicara Iran. Kemudian, seperti halnya AS membunuh Suleimani, pada prinsipnya, ingin menunjukkan bahwa Iran juga bisa memburu.

Tidak bisa diragukan bahwa kita sedang menyaksikan sejarah yang tak terlupakan, menegangkan dan terengah-engah. Hanya selama beberapa pekan terakhir ini, serangkaian pertunjukan baru menyilaukan. Dalam beberapa hal, beberapa yang terburuk sedang terjadi, dan bagi Trump, ada yang tak terduga dan beberapa mungkin tidak terduga sama sekali.

Yang terlihat dan beberapa yang bisa rangkum sementara ini:

Pada tanggal 5 Januari, parlemen Irak mengeluarkan resolusi dengan suara bulat meminta pasukan asing untuk pergi, dan daftar panjang resolusi terdengar menakutkan. Singkatnya, AS silakan tinggalkan Irak! AS tidak diterima di Irak!

Di Irak, AS masih memiliki 5.000 tentara. Dan masih dalam perjalanan untuk meningkatkan pasukan, tetapi rakyat Irak juga marah. Kalian orang Amerika di wilayah kami akan bertarung selama tidak ada hukum negara. Intinya sekarang adalah, apakah Irak benar-benar tidak memiliki negara? Akankah orang AS mau benar-benar pergi dari Irak?

Rakyat Irak berpandangan selama pesawat militer A.S. masih tidak berangkat keluar Irak, jadi jangan salahkan jika ada gelombang serangan.

Pada gelombang pertama, dua bom mendarat di wilayah internasional Baghdad, di sebelah duta besar AS untuk Irak, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan (menurut sumber pengamat militer, Iran sengaja menghantam sasaran kosong).

Gelombang kedua, tak lama setelah itu, pangkalan Angkatan Udara AS di Ballad, utara Baghdad, diserang oleh dua roket dan tiga dilaporkan terluka.

Gelombang ketiga, distrik Jaderiya, juga dibom. Tiga orang dilaporkan terluka.

Militer A.S. sepenuhnya siap, dan kerugiannya tentu saja tidak besar. Tapi ini seharusnya hanya permulaan, AS paling khawatir dengan warga Amerika di Irak.

Jadi kedutaan AS mendesak untuk mengajukan peringatan: Semua warga negara AS harus meninggalkan Irak melalui udara sebanyak dan secepat mungkin. Jika itu tidak berhasil, pergi ke negara lain melalui darat, angin bertiup kencang! Semua orang Amerika, harus berlari secepat mungkin.

AS sedang tergesa-gesa berkemas dan mengevakuasi warganya. Kedutaan AS juga secara khusus mengingatkan bahwa semua bisnis/urusan ditutup, dan tidak ada warga negara yang boleh mendekati kedutaan. Kedutaan lebih berbahaya sekarang daripada di mana saja.


Dan seperti banyak media yang menyiarkan, pada 4 Januari Iran telah mengeluarkan peringatan yang menakutkan bagi AS karena mengibarkan bendera merah di atas Kubah Masjid Suci Jamkarn, Qom sebagai simbol dari pertempuran hebat yang akan datang.

Sebuah bendera merah ini melambangkan balas dendam, kembali pada kemartiran cucu Nabi Muhammad dan keluarganya pada abad ketujuh, yang dibesarkan di Qom setelah pembunuhan Soleimani. Pembunuhan ini telah meningkatkan sentimen anti-AS dan pemerintah Iran tampaknya menggunakan insiden itu untuk memperkuat cengkeramannya.

Langkah ini menyiratkan bahwa "perang besar akan datang." Iran tidak akan menyerah. Pada hari pengibaran bendera pembalasan , Pengawal Revolusi Islam Iran mengancam AS dengan 35 target di Timur Tengah yang dalam jangkauan Iran.

Setelah terbunuhnya Suleimani, Iran dengan cepat menunjuk wakilnya sebagai komandan "Pengawal Revolusi Islam Iran" Esmail Qaani telah mengeluarkan peringatan yang jelas: "Kami memperingatkan semua orang, bersabar, dan Anda akan melihat mayat orang AS di seluruh Timur Tengah." Ini sesuai dengan kepribadian Iran. Apakah ini benar?

esmail-qaani-5e198335d541df62386ba525.png
esmail-qaani-5e198335d541df62386ba525.png

Sumber: bbc.com

Dikabarkan bahwa Pentagon dan sekutu-sekutunya sedang meradang dan semakin banyak detail menunjukkan bahwa pemenggalan kepala Suleimani tampaknya hanya kemauan pribadi Trump yang berspekulasi untuk kampanye dirinya di AS.

Menurut New York Times, pada hari yang sama, Tramp sedang mendiskusikan tentang pemilu akhir tahun ini di Mar-a-Lago, Palm Beach. Tiba-tiba minta keluar untuk sementara waktu, dan terus bertemu dengan staf kembali secara diam-diam.  Dalam beberapa menit setelah keluar, Trump membuat salah satu keputusan diplomatik yang paling dasyat dalam jabatannya, untuk menyetujui permbunuhan Suleimani dengan drone.

Alasan Trump adalah bahwa situasinya sudah mendesak, dan Suleimani merencanakan serangan terhadap AS. Tetapi laporan New York Times mengungkapkan bahwa tuduhan itu sangat lemah, dan Suleimani beberapa hari sebelumnya masih melakukan "bisnis seperti biasa".

Pentagon sangat terkejut. Dari semua program yang ditawarkan kepada Trump, dia memilih yang paling ekstrem. Untuk diketahui ketika memburu Osama bin Laden dan Abu Bakr Bagdhadi berbeda, kedua orang ini sebenarnya melalui pencarian jangka panjang. Tetapi untuk Suleimani, baik Bush Jr maupun Obama tidak mengambil tindakan, bukan karena mereka tidak tahu di mana dia berada, tetapi karena pertimbangan keseriusan konsekuensinya.

Tapi Trump mengabaikannya, menunjukkan sisi petualang dan impulsifnya. Bahkan Inggris, yang tampaknya selalu mendukung AS, menurut tabloid Inggris, PM Johnson pada liburan di pulau Karibia juga terkejut, mengeluarkan kata "F" (kata kotor).

Tom Tugendhat, mantan ketua Komite Urusan Luar Negeri British House of Commons, mengkritik terhadap sekutu seharus AS bertindak untuk "mengejutkan musuh dan membuat mereka kelabakan, tapi bukan terhadap sekutunya ".

Mantan duta besar Prancis untuk AS Arrow mengatakan: Amerika sekarang bingung, Iran menyerang kapal tanker minyak, pesawat tak berawak AS dan ladang minyak Saudi. Sekarang tiba-tiba Suleimani diserang.

Kami sekarang hanya dapat mengandalkan respons yang tidak terduga. Bagi orang Eropa juga semakin jelas. Satu-satunya kepastian di dunia adalah ketidakpastian Trump.

Tapi kini telah terlanjur, orangnya juga telah terbunuh. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Mari kita lihat dari dimensi lain. Pergolakan masih berlangsung, setiap hari dan setiap jam, derajatnya terus menjadi kritis, dan situasinya mungkin meningkat:

Irak ingin mengusir AS dengan buru-buru, tetapi AS tidak akan pergi dengan mudah. Jika AS pergi dengan cara ini begitu saja, itu bukanlah AS namanya! Di mana bos dunia akan menghadapinya di masa depan? Jika itu terjadi.

Serangan tiga gelombang baru saja dimulai, dan selanjutnya akan menjadi ujian yang lebih berat, "bisa-bisa mayat orang Amerika akan menutupi seluruh Timur Tengah.".

Kebijakan pengambilan risiko semacam ini juga terkesan berantakan bagi orang Amerika. Benar-benar membingunkan, seperti diketahui sebelumnya Trump secara vokal mengatakan bahwa dia akan menarik diri dari Timur Tengah.

Tetapi selama Bush Jr. dan Obama tidak berani dengan mudah memutuskan, tapi Trump dengan mudah langsung memutuskan. Lalu bagaimana AS harus menarik diri dari Timur Tengah?

Di Afghanistan AS belum juga menang selama 18 tahun. Untuk melawan Iran, menurut para pengamat  bisa-bisa harus bertarung 180 tahun. Apakah Departemen Keuangan AS punya uang?

Dunia sangat cemas, bagaimana dengan harga minyak dan pengungsi? Pengungsi apakah harus dibiarkan masuk lagi ke Eropa?

Tiongkok Mencemaskan Pasokan Energinya

Sedang bagi Tiongkok yang paling dicemaskan tentang minyak, tetapi untungnya, banyak ladang minyak besar telah ditemukan di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok  berharap ketergantungan terhadap minyak impor dapat diselesaikan sesegera mungkin.

Kebutuhan energi Tiongkok selama ini banyak dipasok dari Timur Tengah harus melalui Selat Hormuz, Selat Malaka dan Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Karena sebelum ini AS telah coba memprovokasi masalah LTS dengan coba menggunakan Pilipina sebagai proxynya, dan juga memanas-manasi ASEAN untuk memasalahkan perselisihan territorial laut dan ZEE di LTS, agar bisa menutup Selat Malaka bagi transportasi minyak ke Tiongkok.

Memprovokasi masalah kemerdekaan Taiwan dan Hong Kong untuk mengalihkan perhatian Tiongkok terhadap masalah AS-Iran. Jika Iran bisa dikuasai maka Tiongkok akan dicekik masalah energinya melalui Selat Hormuz, Selat Malaka, LTS.

Karena selama ini tampaknya AS belum berhasil mencekik melalui Selat Malaka, LTS, dan Tiongkok membangun pelabuhan di Gwarda Port  Pakistan Selatan dan jalur K.A dan jalan langsung ke Tiongkok Xinjiang, maka mencekik di Selat Hormuz adalah titik terpenting untuk melumpuhkan Tiongkok. Maka tidak mengejutkan jika Tiongkok mendukung Iran dalam melawan AS selama ini.

gwadar-map-5e19841dd541df497101f632.png
gwadar-map-5e19841dd541df497101f632.png

Sumber: People's Daily

Namun 2020 baru saja dimulai, Trump sudah mulia menunjukkan sikapnya yang berubah-ubah yang memandang dirinya agung, dia telah mengubah sejarah AS dan ingin terus merubah sejarah dunia.

Selama ini Iran telah ditahan oleh berbagai negara untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, tapi sekarang melepaskan diri untuk mengejar senjata nuklir secara langsung. Maka banyak yang memperingatkan Trump tidak boleh main-main dengan duri ini.

Namun kejadian sudah terjadi, dan kata-kata ancaman kejam telah keluar dari mulut Trump. Kini yang paling harus merasakan keprihatinan adalah rakyat Timur Tengah. Di udara Timur Tengah, sudah mulai merasakan bau mesiu yang  menyengat.

Pembalasan Iran Tampaknya Menghindari Korban di Pihak AS

Pada pagi hari 8 Januari lalu, Iran melancarkan serangan terhadap pangkalan-pangkalan Irak yang menampung pasukan AS sebagai balasan atas serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad Jumat lalu yang menewaskan Qasem Soleimani.

Tetapi meskipun ada peringatan keras dari Teheran bahwa AS akan membayar harga yang signifikan untuk pembunuhan itu - tidak ada yang terluka oleh serangan pembalasan, menurut Presiden AS Donald Trump.

Sebuah pernyataan dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan "puluhan rudal darat-ke-darat" diluncurkan awal Rabu "untuk menghancurkan pangkalan udara yang diduduki teroris dan tentara agresor AS di Al Asad", pusat untuk Operasi militer Amerika di Irak barat.

Kantor berita Tasnim Iran, yang dekat dengan IRGC, melaporkan bahwa rudal Fateh-313 dan Qiam digunakan dalam serangan itu, dan bahwa pasukan AS gagal mencegat mereka karena mereka dilengkapi dengan hulu ledak cluster. Hulu ledak juga menyebabkan "puluhan ledakan" di Al Asad, katanya.

(lihat : #Iraq.#DecisiveResponse #Iran #SoleimaniAssassination )

Video menunjukkan rudal sedang dipersiapkan di kota rudal bawah tanah Iran yang tidak diketahui sebelum peluncuran mereka terhadap pangkalan militer A.S.

Departemen pertahanan AS mengatakan Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik yang menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak - Al Asad dan Irbil, di wilayah semi-otonom Kurdistan.

pangkal-militer-as-irbil-al-asad-di-irak-5e1985f3097f367c974991e2.png
pangkal-militer-as-irbil-al-asad-di-irak-5e1985f3097f367c974991e2.png

Sumber: bbc.com

Militer Irak, yang juga melaporkan tidak ada korban, mengatakan negara itu dihantam oleh 22 rudal antara 01:45 dan 02:15 pada hari Rabu (22: 45-23: 15 GMT pada hari Selasa). Dikatakan 17 rudal ditembakkan ke arah pangkalan udara Al Asad.

Foto-foto satelit yang diambil oleh perusahaan komersial Planet Labs untuk Middlebury Institute of International Studies menunjukkan apa yang tampak sebagai setidaknya lima bangunan yang hancur di Al Asad. David Schmerler, seorang analis di Middlebury Institute, mengatakan kepada NPR: "Beberapa lokasi terlihat seperti rudal menghantam pusat."

citra-satelit-pangkalan-al-asad-sebelum-dan-sesudah-di-rudal-iran-5e1984e7d541df0b880c4442.png
citra-satelit-pangkalan-al-asad-sebelum-dan-sesudah-di-rudal-iran-5e1984e7d541df0b880c4442.png

Sumber: bbc.com

Tetapi jelas bahwa beberapa senjata tidak mengenai pangkalan. Dua dari rudal yang ditujukan Al Asad jatuh di daerah Hitan, barat dari kota Hit, dan tidak meledak, menurut militer Irak.

Foto-foto puing salah satu rudal itu, termasuk tiga bagian besar dari pesawatnya, kemudian muncul di media sosial.

Salah satu rudal balistik dari Iran yang mendarat di desa Hitan di Heet, 40 km dari pangkala Udara Ein Al-Assad.

( lihat: #insm_iq#Iran #Iraq #USvsIran #IranUsa )

Militer Irak mengatakan Iran menembakkan lima rudal ke pangkalan udara Irbil, di wilayah Kurdistan utara. Tidak disebutkan berapa banyak yang mengenai pangkalan itu, tetapi TV pemerintah melaporkan bahwa dua rudal mendarat di desa Sidan, 16km (10 mil) barat laut kota Irbil, dan bahwa rudal ketiga jatuh di daerah Bardah Rashsh , sekitar 47 km barat laut Irbil.

Sementara itu para wartawan memotret pasukan keamanan yang mengambil puing-puing dari apa yang mereka yakini sebagai kawah yang disebabkan oleh rudal yang menghantam Bardah Rashsh.

Sumber-sumber pemerintah AS dan Eropa mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka percaya Iran telah dengan sengaja berusaha meminimalkan korban dan menghindari memukul fasilitas AS untuk mencegah krisis meningkat di luar kendali sambil tetap menunjukkan tekad mereka.

Wartawan CNN Jake Tapper mengutip seorang pejabat Pentagon yang mengatakan bahwa Iran "dengan sengaja memilih target yang tidak akan mengakibatkan hilangnya nyawa".

The Washington Post melaporkan bahwa para pejabat AS mengatakan mereka tahu pada Selasa sore bahwa Iran bermaksud menyerang sasaran-sasaran AS di Irak, meskipun tidak jelas yang mana.

Peringatan dini datang dari sumber-sumber intelijen serta komunikasi dari Irak yang menyampaikan niat Iran untuk melancarkan serangan, kata surat kabar itu.

David Martin, koresponden Pentagon untuk mitra BBC AS CBS, mengatakan seorang pejabat pertahanan mengatakan kepadanya bahwa AS telah diperingatkan tentang serangan "beberapa jam" sebelumnya, memberikan banyak waktu bagi pasukan untuk berlindung di bunker.

Sumber itu mengatakan peringatan ini datang dari kombinasi satelit dan sinyal dan penyadapan komunikasi - sistem yang sama yang mengawasi tes Korea Utara.

Tetapi Martin mengatakan dia belum menemukan siapa pun, termasuk seorang perwira yang sangat senior, yang tahu apa-apa tentang informasi (rahasia) dari perdana menteri Irak. Pejabat ini tidak setuju dengan spekulasi ini bahwa Iran bermaksud untuk dilewatkan.

"Gerakan kami menyelamatkan hidup orang Amerika," kata pejabat itu kepadanya.

Koresponden pertahanan BBC Jonathan Marcus mengatakan: "Apakah ini karena desain, atau hanya karena kekurangan dengan pembuatan dan akurasi rudal mereka, masih belum jelas. Namun, meluncurkan rudal jarak jauh ke pangkalan-pangkalan AS adalah cara yang berisiko untuk membuat suatu titik bisa ketahuan. "

Dia menambahkan: "Melihat gambar-gambar satelit sipil awal tentang dampak rudal Iran di pangkalan udara Ain Al Asad, mereka tampaknya telah menghancurkan beberapa bangunan, sehingga jika terjadi kurangnya korban bisa lebih banyak karena keberuntungan."


Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

BBC

Express UK 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun