Sedang bagi Tiongkok yang paling dicemaskan tentang minyak, tetapi untungnya, banyak ladang minyak besar telah ditemukan di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok  berharap ketergantungan terhadap minyak impor dapat diselesaikan sesegera mungkin.
Kebutuhan energi Tiongkok selama ini banyak dipasok dari Timur Tengah harus melalui Selat Hormuz, Selat Malaka dan Laut Tiongkok Selatan (LTS).
Karena sebelum ini AS telah coba memprovokasi masalah LTS dengan coba menggunakan Pilipina sebagai proxynya, dan juga memanas-manasi ASEAN untuk memasalahkan perselisihan territorial laut dan ZEE di LTS, agar bisa menutup Selat Malaka bagi transportasi minyak ke Tiongkok.
Memprovokasi masalah kemerdekaan Taiwan dan Hong Kong untuk mengalihkan perhatian Tiongkok terhadap masalah AS-Iran. Jika Iran bisa dikuasai maka Tiongkok akan dicekik masalah energinya melalui Selat Hormuz, Selat Malaka, LTS.
Karena selama ini tampaknya AS belum berhasil mencekik melalui Selat Malaka, LTS, dan Tiongkok membangun pelabuhan di Gwarda Port  Pakistan Selatan dan jalur K.A dan jalan langsung ke Tiongkok Xinjiang, maka mencekik di Selat Hormuz adalah titik terpenting untuk melumpuhkan Tiongkok. Maka tidak mengejutkan jika Tiongkok mendukung Iran dalam melawan AS selama ini.
Sumber: People's Daily
Namun 2020 baru saja dimulai, Trump sudah mulia menunjukkan sikapnya yang berubah-ubah yang memandang dirinya agung, dia telah mengubah sejarah AS dan ingin terus merubah sejarah dunia.
Selama ini Iran telah ditahan oleh berbagai negara untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, tapi sekarang melepaskan diri untuk mengejar senjata nuklir secara langsung. Maka banyak yang memperingatkan Trump tidak boleh main-main dengan duri ini.
Namun kejadian sudah terjadi, dan kata-kata ancaman kejam telah keluar dari mulut Trump. Kini yang paling harus merasakan keprihatinan adalah rakyat Timur Tengah. Di udara Timur Tengah, sudah mulai merasakan bau mesiu yang  menyengat.
Pembalasan Iran Tampaknya Menghindari Korban di Pihak AS