Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Lahirnya Rudal DF-1 Tiongkok

30 April 2017   17:18 Diperbarui: 11 Mei 2017   07:28 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun itu, Zhao Meng Xiong pedatang baru di Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional masih menyimpan kenangan akan adegan pengiriman kedua rudal misterius tersebut saat itu.

zhao-meng-xiong-5905b92d08b0bdfa6724268c.png
zhao-meng-xiong-5905b92d08b0bdfa6724268c.png
Sumber: CCTV China

Zhao Meng Xiong (赵梦熊) mantan wakil kepala dari R&D Angkasa Luar 710 menceritakan pengalamannya pada saat kedatangan kedua rudal tesebut: Ketika rudal diterima, seluruh kota ditutup saat itu. Semua anggota akademi No.5 Kementerian Pertahan Nasional dilarang keluar dari asrama. Karena semua jalan masuk termasuk Jemabatan Lugou benar-benar ditutup, orang biasa tidak bisa keluar. Kami mengendarai truk pengangkut barang untuk mengirim rudal.

Dibandingkan dengan rudal P-1 setahun sebelumnya, rudal P-2 lebih panjang dan lebih berat dengan jarak tempuh tembak 600 km. Hulu ledak bisa berisi 1,5 ton bahan peledak. Pakar Soviet mengatakan bahwa kedua rudal ini bisa lepas landas hanya dengan mengisi propelan.

Rudal pertama Tiongkok ditiru dan dikembangkan dari rudal P-2 sebagai cetakannya.

Demi untuk kerahasiaan, nomor model rudal yang ditiru ini diberi kode “1059,” yang berarti bahwa pekerjaan tiruan/imitasi ini harus selesai pada ulang tahun ke-10 berdirinya RRT pada bulan Oktober 1959.

Saat Proyek 1059 dimulai, designer bekerja siang dan malam. Berkat penelitian pada “design terbalik(inverted design)” Peralihan design gambar Soviet berhasil diselesaikan. Namun, sebenarnya

hampir setengah dari kemampuan/kekuatan industri nasional Tiongkok diperkerjakan untuk memproduksi bagian dari rudal tersebut.

Tao Jiaju (陶家渠) menceritakan: Saat dalam pengembangan untuk “dua bomb” seluruh komponen manufaktur dan pabrik baja relatif rendah di negara kita (Tiongkok). Bahkan resistor dan kapasitor pun tidak bisa buat. Begitulah, jadi sangat sulit untuk mengembangkan teknologi muktahir.

Ketika negara RRT diproklamirkan 1949, Mao Zedong pernah mengggambarkan status industri Tiongkok dengan emosi “Bahkan mobil, pesawat terbang, tank dan traktor kita masih belum bisa membuatnya.”

Yu Jing Yuan (于景元) mantan wakil R&D proyek angkasa laur 710, menceritakan: Bagaimana basis industri kita (Tiongkok) pada saat itu? Kami mungkin hanya memproduksi traktor di pabrik mobil Jiefang saja. Dalam keadaan seperti itu, Tiongkok akhirnya bisa mengembangkan proyek rudal, orang luar negeri menganggap itu suatu keajaiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun