Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peluang AS Mengacaukan Situasi Kawasan Laut Tiongkok Selatan Diragukan Berhasil

10 Juni 2016   11:34 Diperbarui: 10 Juni 2016   11:44 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alasan kedua, Rusia telah mengalami tekanan dari Barat, terutama setelah krisis Ukraina. Barat telah menjatuhkan sanksi dan melakukan blokade putaran kedua terhadap Rusia.

Pada 12 April 2016, Menhan AS, Ashton Cater mengunjungi India dalam pidatonya menyatakan : “Pada hari ini, kami telah sepakat pada prinsipnya untuk berbagi dan melakukan pertukaran logistik seperti yang dicatat dimana akan memungkinkan kita melakukan lebih banyak lagi. Kita juga sudah  sepakat segera untuk menyimpulkan pelayaran komersial untuk membantu angkatan laut kami dalam bekerja sama untuk membela negara kami dan mempromosikan dan melindungi perdagangan global.”

Menhan India, Manohar Pasrikar dalam pidatonya mengatakan : “Kerjasama pertahanan adalah pilar utama dari hubungan multi-facet (beranek segi) India dengan AS. Sebuah kemitraan yang lebih kuat antara AS-India akan dipromosikan untuk perdamaian, stabilitas dan kemajuan di kawasan kita dan dunia.”

Untuk isu Laut Tiongkok Selatan, AS selalu coba mencari dukungan dari India. Pada tahun 2014 PM India, Narendra Modi mengunjungi AS dan setelah itu, dalam sebuah pernyataan bersama India-AS telah disebutkan secara khusus untuk Laut Tiongkok Selatan.

Pada saat itu, analis percaya bahwa sikap India mendukung solusi yang diusulkan AS untuk Laut Tiongkok Selatan. Dan India pada prinsipnya setuju untuk menandatangani “Perjanjian Dukungan Logistik”(LSA) dengan AS. Aksi tersebut diyakini oleh dunia luar berarti India akan mengambil bagian dalam tindakan AS untuk menekan Tiongkok.

Namun apa yang diperkirakan banyak pihak, setelah Carter meninggalkan India, Menhan India Manohar Parrikar mengunjungi Tiongkok pada 16 April 2106, pada saat yang sama Menlu India Sushma Swaraj mengunjungi Moskow dan bertemu dengan Menlu Tiongkok, Wang Yi pada 18 April 2016.

Setelah itu, Penasehat Keamanan India Ajit Doval mengunjungi Beijing. Tapi yang menjadi perhatian besar dari AS dari semua peristiwa ini adalah “Komunike Bersama” yang dikeluarkan oleh India, Tiongkok dan Rusia pada 18 April 2016.

Analis melihat bahwa India jelas bukan merupakan salah satu pihak dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan, India adalah kekuatan utama yang berada di luar isu Laut Tiongkok Selatan, namun sampai batas tertentu, India telah menyesuaikan kebijakan untuk Laut Tiongkok Selatan tersebut.

Carter mengunjungi India berharap India mau mengintervensi untuk urusan Laut Tiongkok Selatan, tapi India sebenarnya telah memikirkan banyak tentang ini. Karena dengan menentang Tiongkok untuk masalah Laut Tiongkok Selatan akan merugikan kepentingan Tiongkok adalah tidak bermanfaat bagi pembangunan untuk dirinya sendiri. Untuk masalah ini India akan lebih mempertimbangkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

Pada kenyataan, India selalu mempertahankan kewaspadaan yang cukup tinggi dan menjaga jarak tertentu dalam hubungannya dengan AS.

Pada 10 Pebruari 2016, Reuters Inggris mengungkapkan dari seorang pejabat Departemen Pertahanan AS yang ingin tetap anonim mengatakan, AS dan India telah mengadakan pertemuan dan kemungkinan dua negara ini akan melakukan patroli angkatan laut bersama di Laut Tiongkok Selatan. Kedua negara ini telah membahas patroli dan operasi bersama yang dapat dimulai tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun