Lingkungan alam dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku manusia. Lingkungan alam dapat mendukung atau menghambat potensi seseorang. Sejarah mencatat perhatian terhadap pengaruh lingkungan alam sejak zaman Plato hingga saat ini. Misalnya, jika lingkungan tidak sesuai dengan kebutuhan fisik seseorang, hal ini dapat melemahkan atau bahkan membahayakan nyawanya. Begitu juga dengan perkembangan intelektual, lingkungan yang tidak mendukung dapat menghambat pertumbuhan akal manusia. Para sejarawan telah lama mengakui bahwa keadaan lingkungan dalam suatu negara memiliki dampak besar terhadap perkembangan bangsa tersebut. Ini menunjukkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan pada setiap individu yang lahir. Faktor-faktor lingkungan di dalam rumah individu juga dapat memengaruhi cara individu tersebut beradaptasi.
- Lingkungan sosial
Masyarakat adalah tempat di mana individu tinggal dan berinteraksi. Lingkungan sosial ini memiliki kemampuan untuk mengubah keyakinan, pemikiran, budaya, sifat, pengetahuan, dan terutama, akhlak dan perilaku individu. Dalam lingkungan sosial, proses saling memengaruhi antara individu selalu terjadi. Dengan kata lain, lingkungan sosial memiliki potensi untuk membawa perkembangan positif atau bahkan kemunduran dalam kehidupan manusia.
- Lingkungan sosial ini dibagi menjadi tujuh kategori:
Lingkungan keluarga, di mana seseorang lahir, dididik, dan dibesarkan, memiliki dampak besar pada pembentukan akhlak individu. Perilaku dan nilai-nilai akhlak yang dipraktikkan oleh orang tua dalam lingkungan rumah dapat berpengaruh besar terhadap perilaku anggota keluarga, termasuk anak-anak mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjalankan peran sebagai contoh yang baik dan panutan bagi keluarga dan anak-anak mereka.Lingkungan sekolah, di mana sekolah memiliki kemampuan membentuk kepribadian siswa. Sekolah agama berbeda dengan sekolah umum, dan kebijakan berpakaian di sekolah agama dapat membentuk identitas agama siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah.
- Lingkungan kerja memiliki potensi besar dalam memengaruhi perilaku dan pandangan seseorang. Ketika lingkungan kerja dipenuhi oleh individu yang berprilaku baik, hal ini dapat memberikan dampak positif pada individu tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kerja dipenuhi oleh individu yang berprilaku buruk, maka bisa berdampak negatif pada individu tersebut.
- Lingkungan organisasi, di mana bergabung dengan suatu organisasi akan membawa individu ke arah aspirasi yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Aspirasi ini memiliki potensi untuk memengaruhi perilaku individu, tergantung pada nilai-nilai yang dianut oleh organisasi dan tingkat disiplin yang diterapkan.
- Lingkungan jamaah, seperti jamaah tabligh, jamaah masjid, dan kelompok pengajian, adalah kelompok informal yang memiliki potensi untuk mengubah perilaku individu dari yang kurang baik menjadi lebih positif.
- Lingkungan ekonomi atau perdagangan, karena semua orang memerlukan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Namun, ekonomi juga dapat memicu perilaku buruk seperti kekacauan, kecurian, korupsi, dan kekerasan jika dikelola oleh individu yang tidak bermoral. Sebaliknya, jika lingkungan ekonomi dikelola oleh individu yang berilmu, beriman, dan bertaqwa kepada Allah Swt, maka dapat membawa kesejahteraan di dunia dan akhirat.
- Lingkungan pergaulan yang bersifat bebas atau umum dapat mengarah pada pembenaran berbagai cara untuk mencapai tujuan tertentu. Seringkali, lingkungan semacam ini menawarkan kenikmatan sesaat, seperti penggunaan alkohol, narkoba, aktivitas seksual, atau perjudian, yang sering terjadi di malam hari. Akan tetapi, jika pergaulan bebas ini melibatkan para ulama atau kegiatan yang memiliki manfaat positif, maka hal itu dapat membawa kemuliaan dan membantu seseorang mencapai tingkat derajat yang tinggi. Meskipun manusia bisa dipengaruhi oleh lingkungan, mereka tetap memiliki kemampuan akal untuk memilih lingkungan yang sesuai dan beradaptasi dengan baik.
[1] Amril M., Etika Dan Pendidikan (Pekanbaru: LSFK2P, 2005). hlm.19
[2] Gede Raka et Al, Pendidikan Karakter Di Sekolah (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011). hlm. 36
[3] Amril M., Etika Dan Pendidikan (Pekanbaru: LSFK2P, 2005). hlm. 9
[4] Imam Abdul makmun Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006). hlm. 15-18
[5] Amril. M, Akhlak Tasawuf (Pekanbaru: Program Pascasarjana Uin Suska Riau, 2007). hlm.6
[6] Ali Abdul Hamid Mahmud, Akhlak Mulia (Jakarta: Gema Insani, 2004). hlm. 33-34
[7] Azyumardi Azra, Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Van Hoeve, 2005). hlm. 130
[8] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2016). hlm. 21
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!