Mohon tunggu...
Maesa Nabila
Maesa Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember

Mahasiswa Aktif di UIN KHAS JEMBER Program Studi Tadris Matematika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip-prinsip dan Faktor-faktor Pembentukan Akhlak

8 Desember 2023   11:42 Diperbarui: 8 Desember 2023   12:07 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riya, dalam konteks bahasa, merujuk pada tindakan memperlihatkan. Namun, dalam pengertian istilah, riya mengacu pada perilaku memperlihatkan semua tindakan atau perbuatan agar mendapatkan pujian dari orang lain. Jika tindakan tersebut tidak dilakukan semata-mata untuk Allah SWT, ini menunjukkan ketidakikhlasan dalam melaksanakan tindakan tersebut, dan tindakan yang tidak ikhlas ini akan ditolak.[5] 

Riya adalah perilaku bohong terhadap diri sendiri dan orang lain, bahkan terhadap Allah sendiri, karena bertentangan dengan niat aslinya. Orang yang riya selalu berusaha untuk melakukan sesuatu hanya demi mendapatkan pujian dari orang lain, bahkan jika itu tidak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip aslinya, hingga akhirnya merusak harga dirinya sendiri.

Orang yang riya akan merasa senang dan bangga ketika menerima pujian dan sanjungan dari orang lain. Namun, sebaliknya, jika tindakannya tidak mendapat pujian, dia akan merasa sangat sedih dan gelisah. Orang yang menderita penyakit riya sangat takut jika tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain. Jika seseorang hanya bertindak untuk mendapat pujian dari orang lain, Allah akan mengungkapkan semua keburukannya yang tidak dia perlihatkan kepada orang lain.

Takabur, dalam pengertian umum, merujuk pada tindakan membesarkan diri sendiri atau merasa lebih unggul daripada orang lain. Dalam istilah, takabur adalah sikap merasa lebih baik, cerdas, mulia, atau superior dibandingkan dengan orang lain, yang secara sederhana dikenal sebagai sikap sombong. Hal ini mengakibatkan keyakinan bahwa orang lain berada di bawahnya, tanpa memperdulikan apakah ini sesuai dengan kenyataan atau tidak. Sifat ini sangat berbahaya dan merugikan diri sendiri. Orang yang memiliki takabur cenderung menunjukkan sikap yang tidak patuh dan perilaku yang tidak disenangi oleh orang lain. Sikap ini dianggap sangat tercela baik di mata Allah maupun manusia.

Adapun Rasa sombong lahir dari rasa ketika mengagumi dirinya sendiri. Kesombongan kaum musyrik serta kekerasan hati mereka untuk menerima kebenaran tercela di dalam Al-Qur'an. Al-Qur’an sudah memberi pengelihatan salah satu contoh tokoh ekstrim dalam kesombongan terdapat pada kisah Fir’aun.

Namimah secara etimologi merujuk pada tindakan adu domba. Dalam konteks epistemologi, namimah mengacu pada upaya mengalihkan perkataan seseorang kepada orang lain dengan maksud merusak hubungan.

Dengki adalah perasaan tidak senang saat orang lain mendapatkan kebahagiaan, dan sebaliknya, mereka merasa senang saat orang lain mengalami kesulitan. Orang yang cemburu akan mencari kesalahan orang lain yang bisa digunakan sebagai alat untuk merugikannya. Mereka tidak bahagia jika melihat orang lain meraih kebahagiaan dan tidak rela jika orang lain memiliki kebahagiaan yang sama atau bahkan lebih dari mereka.

Oleh karena itu, seseorang yang memiliki sifat dengki akan menghabiskan waktu dan energinya untuk merencanakan cara menjatuhkan orang lain. Hal ini menyebabkan mereka melupakan kehidupan mereka sendiri dan akhirnya membuat kehidupan mereka menjadi kacau. Dengki adalah salah satu penyakit hati yang dapat menimbulkan ketegangan emosional, ketakutan, dan kecemasan dalam diri seseorang. Ini adalah salah satu sifat buruk manusia yang sering merusak kehidupan. Dalam bahasa Arab, dengki disebut hasad, yang merujuk pada perasaan yang muncul ketika seseorang melihat orang lain memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, dan kemudian menyebarkan berita bahwa apa yang dimiliki oleh orang tersebut diperolehnya secara tidak adil.

Sifat dengki ini sangat berbahaya dan sulit untuk diobati melalui terapi biasa. Sifat ini telah banyak merusak dan dapat menghilangkan kebahagiaan dalam kehidupan seseorang. Bahkan, sifat dengki bisa memicu permusuhan, perselisihan, dan dalam kasus yang lebih parah, dapat memicu konflik dan bencana bagi masyarakat secara keseluruhan. Penyakit dengki ini telah ada sejak manusia pertama diciptakan, contohnya adalah dengki yang dimiliki oleh iblis terhadap Nabi Adam a.s. Dengki yang dilakukan oleh iblis terhadap Nabi Adam merupakan akibat dari sifat dengkinya.

Bakhil adalah sikap kikir yang ditunjukkan oleh seseorang yang enggan memberikan atau berbagi hartanya atau sumber daya lainnya kepada orang yang membutuhkan, meskipun dia memiliki kecukupan atau kemampuan untuk melakukannya. Orang bakhil biasanya pintu rezekinya sering tertutup. Orang yang mempunyai sifat bakhil itu egois, dia hanya mementingkan dirinya sendiri tidak peduli orang lain Orang seperti itu tidak mempunyai rasa kasih sayang kepada orang lain,tidak menghormati harkat dan martabat kemanusiaan dan tidak mempunyai hati nurani. Orang semacam itu akan binasa namun dirinya tidak merasa, tidak menyadari bahwa apa yang dimilikinya, baik senang atau tidak semua akan ditinggalkan.  Sementara dirinya hanya akan mendapat hisab dan siksaan di akhirat kelak dan orang lain yang akan menikmati.

Dendam adalah keinginan untuk membalas perlakuan seseorang dan seringkali dipengaruhi oleh perasaan kurang puas, kemarahan, rasa saingan, dan sejenisnya. Orang yang memiliki sifat dendam biasanya tidak merasa senang melihat kebahagiaan orang lain dan justru merasa senang ketika orang yang mereka benci mengalami kesulitan. Selain itu, mereka cenderung membalas kesalahan dengan tindakan yang berlebihan dan suka menggosipkan kejelekan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun