"Tapi tante? Saya khawatir Valerya akan mencarinya. Dia sangat menyukai tongkat ski ini."
"Valerya tidak akan pernah menggunakannya lagi. Ia sudah tiada." balas wanita itu dengan
suara terisak menahan kesedihan.
Pemakaman Valerya dihadiri oleh teman dan kerabatnya. Sebelum dimakamkan, mereka saling memberikan penghormatan terakhir untuknya. Ekspresi para pelayat nampak aneh. Bukan ekspresi kesedihan. Melainkan ekspresi jijik. Mereka berusaha menyembunyikan kejijikan mereka dengan menggunakan sapu tangan.
Beberapa dari mereka mengalihkan pandangan sambil menahan mual. Ibu Valerya hanya bisa pasrah menerima kematian anaknya yang janggal. Bola mata Valerya berwarna merah darah. Menutupi lensa matanya yang keabu-abuan.
Para pelayat seperti melihat manusia bermata merah. Dua anak lelaki nampak iseng mengambil gambar wajah terakhir temannya itu tanpa sepengetahuan ibu Valerya. Mereka berpose didepan jenazah Valerya yang terbaring didalam sebuah peti kayu berwarna coklat.
"R.I.P Valerya Gamov." gumam anak lelaki itu. "Send..."
Dalam beberapa jam, foto yang diunggah oleh anak itu menjadi viral di berbagai sosial media. Berbagai komentar memenuhi kolom komentar dibawah foto unggahannya. Mulai dari komentar berbelasungkawa hingga komentar menghujat.
Kau gadis yang baik hati. Tenanglah bersama Bapa di surga @blue_eyes
Kami mencintaimu Val @pink_gal
Hatimu busuk, kau pantas mati. Nerakapun takkan sudi menerimamu @anonim