Pupus sudah harapannya untuk menguak penyebab kematian Valerya. Ia sadar dengan siapa dirinya berhadapan. Seorang manajer rumah sakit dan pemilik ski resort terbesar di Siberia.
"Tapi aku bisa membantumu menemuinya. Salah seorang rekanku bekerja di Ski Resort itu." ucap Dr. Konstantin pelan. Alena tersenyum.
"Terimakasih Konstantin. Kau memang temanku." balas Alena. Mereka berdua saling berpelukan.
***
Mendengar laporan Alena, Nikolay Sorokin meradang. Masih teringat jelas peristiwa sepuluh tahun lalu, akibat ditutupnya taman bermain es miliknya, ia harus menanggung kerugian milyaran. Saham Ski Resort miliknya turun drastis karena kasus kematian seorang remaja lelaki.
Sehingga ia harus memutar otak dan menggunakan pengaruhnya untuk menyelesaikan masalah itu. Atas usul rekan kerjanya Dr.Mikhail Lomonosov, tempat itu berganti nama menjadi Taman
Novosibirsk.
"Selesaikan masalah ini segera. Lenyapkan siapa saja yang menghalangi rencanamu." perintah Nikolay kepada Dr. Mikhail Lomonosov lewat percakapan ponselnya."Aku akan membayarmu tiga kali lipat dari gajimu. Ikuti gadis itu. Jangan sampai lengah. Awasi gerak-geriknya. Kalau perlu lenyapkan dia."
Tekad Alena sudah bulat, setelah proposal proyeknya untuk meneliti Taman Novosibirsk ditolak oleh pihak Rumah Sakit Saint Petersburg, dan setelah pihak Ski Resort Baikalsk mengusirnya dengan paksa, ia berangkat menuju Taman Novosibirsk. Tanpa ditemani oleh siapapun.
Sore itu selepas bertugas, Alena langsung berangkat menuju Taman Novosibirsk. Ia telah menyiapkan segalanya. Sebuah tas koper hitam berisi peralatan lab miliknya dan beberapa dokumen yang ia perlukan.
Dengan langkah pelan, ia menuju tempat dimana Valerya Gamov tewas. "Tunggu aku sayang, aku akan mengungkapkan semua untukmu." gumam Alena dalam hati.