"Terimakasih Almeera."
Teana meminumnya seteguk demi seteguk.
Almeera merapikan gulungan kulit unta yang tercecer diatas ranjang Teana. Ia menyusunnya diatas meja. Lalu ia mengambil cangkir Teana dan meletakkannya disamping tumpukan gulungan berisi tulisan ramuan obat -- obatan itu.
"Tuan terlihat serius sekali, apakah Tuan hendak membuat ramuan Myrrh yang baru?"
"Tidak Almeera, aku hanya ingin membacanya saja." jawab Teana singkat.
"Ooh..." balas Almeera sambil membuka gulungan kulit unta yang lain.
Teana menegakkan posisi duduknya lalu meletakkan gulungan kulit unta disampingnya.
"Almeera, bisakah kau ambilkan batu yang mirip dengan patung Dewa Dhushara itu?"
"Dimana Tuan?"
"Aku menyimpannya dibawah tempat tidurku. Tolong ambilkan."
"Baik Tuan."