"Sepertinya kau harus menarik perkataan yang baru saja kau ucapkan itu." jawab Teana. Kemudian dengan langkah cepat ia pergi meninggalkan Almeera.
"Tuan... Tunggu..." teriak Almeera mengikuti Tuannya.
Teana berlari mendekati sumber kekacauan itu. Dua orang sedang bersitegang satu sama lain. Terdengar teriakan dari kejauhan.
"Berikan koin emas yang kau punya, atau aku akan membakar kedai milikmu ini."
"Aku tidak akan memberikan koin emas ini. Lebih baik kau pergi saja." ucap si penjual dengan lantang. Ia tak takut sedikitpun.
"Beraninya kau melawanku." balas laki -- laki berjubah hitam itu dengan suara yang tidak begitu jelas karena wajahnya tertutup burka.
"Le... Lepaskan aku." teriak si penjual sambil meronta -- ronta. Nyali si penjual mendadak ciut ketika lelaki itu mencengkeram kuat lehernya.
Dua orang prajurit yang sedang berjaga tidak jauh dari tempat itu segera mengendalikan keadaan. Mereka menghunuskan tombak kepada lelaki berjubah hitam agar ia melepaskan cengkeramannya. Namun sebelum mata tombak itu menyentuh kulitnya, ia dengan cepat menangkisnya hingga membuat kedua prajurit itu tersungkur diatas tanah. Teana segera menolong mereka untuk bangun.
"Lepaskan dia..." teriak Teana lantang.
"Siapa kau berani berteriak kepadaku?"
"Kau tidak perlu tahu siapa aku. Lepaskan dia dan lawanlah aku." tantang Teana.