Melihat temannya telah mati, segera ia berlari menjauh. Ia tak ingin mengalami nasib yang sama seperti temannya. Ia berlari sekencang -- kencangnya menuju pemukiman penduduk di Qasr As Saneea. Meminta bantuan kepada penduduk disana. Mendengar teriakan prajurit itu, para penduduk berhamburan keluar dari tenda.
"Ada apa prajurit? Mengapa kau berteriak -- teriak di malam selarut ini? Apa yang terjadi padamu?" tanya
seorang penduduk.
Setelah prajurit itu menceritakan apa yang terjadi kepadanya, beberapa lelaki yang memiliki nyali berangkat menuju ke peternakan yang dimaksud. Namun sayangnya manusia ular seperti yang diceritakan si prajurit telah lenyap dari peternakan unta itu. Hanya bangkai -- bangkai unta yang nampak di tempat kejadian.
"Sebaiknya kita pulang dulu. Sekarang sudah larut malam. Besok pagi saja kita melapor kepada Tuan
Rashad."
***
Keesokan pagi...
Rashad mengadakan pertemuan dengan beberapa penduduk Qasr As Saneea untuk membahas masalah yang terjadi di Kota Hegra. Dari hasil pertemuan itu, Rashad bersedia untuk melatih para penduduk di seluruh wilayah yang ada di Kota Hegra. Terutama penduduk dari wilayah Qasr As Saneea dan Qasr Al Farid yang memiliki banyak lelaki muda yang tangguh.
"Segera kumpulkan para penduduk. Kita akan mengadakan latihan pedang bersama untuk menghadapi musuh yang mengancam Kota Hegra.
Beberapa hari kemudian, Rashad dan Galata serta beberapa lelaki muda yang ada di Kota Hegra telah berkumpul di dekat Jabal Ethlib. Mereka berlatih ilmu pedang dan tombak.