"Apakah kau mengenal lelaki yang tinggal di tenda itu?" tanya seorang penduduk sambil menunjuk sebuah tenda besar dihadapannya.
"Tenda yang mana maksudmu? Apakah tenda besar di belakang Qasr Al Farid itu?"
"Benar. Apakah ia pedagang juga disini?"
"Sepertinya begitu. Dengar -- dengar dia dan rombongan dagangnya baru sampai disini minggu lalu. Dan pihak kerajaan memberinya tempat untuk mendirikan tenda mereka di Qasr Al Farid. Bergabung bersama para pedagang pendatang yang lainnya."
"Firasatku berkata tidak demikian. Aku merasa lelaki yang tinggal didalam tenda itu sedikit aneh. Coba kau amati ukuran tubuhnya yang tinggi besar. Berbeda dengan ukuran tubuh para penduduk disini."
"Aah... kau terlalu curiga. Wajar saja jika ia memiliki tubuh tinggi besar. Bukankah ia pedagang pendatang. Kita tidak tahu darimana asal lelaki itu. bisa saja ia berasal dari pulau yang jauh yang dihuni oleh orang bertubuh tinggi besar seperti dirinya."
"Tidak, kau salah. Aku yakin lelaki itu menyimpan sebuah rahasia. Seperti dirinya yang selalu memakai burka sepanjang siang dan malam. Seolah ada sesuatu yang berusaha ia sembunyikan dari kita." bisiknya kepada temannya.
"Sudahlah, ayo kita pergi dari sini." ajak temannya seiring keluarnya pemilik tenda itu.
Malam mulai larut. Kota Hegra sepi seperti malam -- malam biasanya. Bunyi musik gambus dan seruling mengalun pelan dari dalam kedai -- kedai minuman yang masih nampak ramai pengunjung. Mereka sedang asyik menikmati hiburan malam bersama para wanita -- wanita penghibur di kedai yang menawarkan kenikmatan dunia.
Mereka tidak menyadari bahwa sekumpulan kekuatan gelap sedang merangkak menuju pusat Kota Hegra. Malam itu, di keheningan yang cukup menenangkan. Di kegelepan yang membutakan. Perlahan -- lahan turunlah sekelompok bayangan hitam dari atas tebing Jabal Ethlib. Melesat cepat kebawah. Menjelma menjadi sesosok manusia berjubah hitam dengan cadar menutupi wajah mereka. Mereka berjalan beriringan menuju pusat Kota Hegra. Tepatnya di Qasr Al Farid.
Didalam tenda...