***
Malam itu Penginapan Al Anbath sedikit tenang. Tidak seperti biasanya. Sebab sebagian pedagang telah kembali ke daerah asalnya. Urusan dagang mereka telah selesai.
Nampak beberapa orang masih sibuk mengangkat berlembar -- lembar kain sutera dan bulu Meerkat yang tersimpan didalam kotak kayu. Mereka memindahkannya ke ruangan penyimpanan barang.
Sedang yang lain sibuk memeriksa unta dan kuda milik mereka. Agar keesokan paginya mereka bisa langsung meninggalkan penginapan.
Di kamar Teana...
"Tuan, ini pesanan Tuan. Semangkuk air panas dengan beberapa tetes Myrrh." ucap Almeera sambil berjalan membawa sebuah mangkuk keramik putih berukuran sedang.
"Letakkan disitu Almeera." sahut Teana.
Almeera segera meletakkan mangkuk itu diatas meja dekat ranjang Teana. Lalu ia duduk di sebelah Teana yang sedang berbaring.
"Mengapa Tuan mendadak ingin dibawakan ramuan Myrrh ini? Apakah Tuan merasa kurang sehat?" tanya Almeera sambil memijat -- mijat kaki Teana.
"Sepertinya begitu Almeera. Akhir -- akhir ini banyak sekali yang aku pikirkan. Sehingga membuat kondisi tubuhku menurun. Namun aku berusaha untuk tidak menunjukkannya didepan anak buahku. Aku tidak mau mereka menjadi lemah." ujar Teana.
Almeera menghentikan pijatannya.