Setelah menyusuri lorong -- lorong di Pasar Sabra yang sedikit panas karena terpaan matahari, akhirnya Almeera menemukan kediaman si peramal. Sebuah rumah kecil sederhana berdinding batu beratapkan daun kurma kering. Di depannya terdapat sebuah sumur kecil dengan permukaan sumur dikelilingi dinding dari batu yang tidak terlalu tinggi. disebelahnya terdapat beberapa ember kosong.
Tak jauh dari sumur itu ada sebuah kandang domba. Kandang yang terbuat dari kayu pohon kurma itu cukup teduh. Dikelilingi oleh tiga pohon kurma besar.
"Maaf, apakah ada orang didalam?" ucap Almeera.
Tidak ada jawaban dalam beberapa menit, Almeera mengetuk pintu rumah itu.
"Tuan, apakah Tuan didalam?" ucap Almeera agak sedikit keras.
Tiba -- tiba terdengar suara pintu terbuka.
"Ada apa?" ucap lelaki tua dari dalam rumah dengan suara parau.
"Aku membutuhkan bantuanmu." jawab Almeera singkat.
***
Sementara itu di Kota Hegra sedang musim anggur. Beberapa buruh perkebunan anggur nampak sibuk berlalu -- lalang di jalanan. Mengangkut anggur -- anggur yang baru dipanen keatas gerobak kuda.
"Kishwar, jangan lupa kau kirim tiga gerobak anggur kepada Tuan Ahmad." perintah Aairah.