“Terimakasih untuk informasinya. Semoga Dewa memberimu rezeki yang banyak hari ini.”
“Sama – sama Tuan. Semoga Tuan selalu sehat.” jawab sang saudagar dari India itu.
Ghalib kembali masuk ke dalam penginapan. Menuju ruangannya. Menemui kedua temannya.
“Apakah kalian berdua telah siap?” tanya Ghalib.
“Seperti yang kau lihat Ghalib. Aku sekarang sudah sehat kembali. Ini semua berkat ramuan yang diberikan oleh Manaf. Badanku sudah tidak demam lagi. Dan lengan kiriku sudah mulai bisa digerakkan tanpa rasa sakit.” ucap Haydar dengan ekspresi gembira.
“Kamu bisa saja Haydar.” balas Manaf sambil merapikan barang – barangnya.
“Sudah – sudah. Jangan bertengkar lagi. Ayo kita segera menuju Al Siq. Selagi hari masih belumlah siang. Agar kita bisa segera memulai pekerjaan kita.” ucap Ghalib.
“Ayo, persiapkan keperluanmu Manaf. Jangan sampai ada yang tertinggal.”
“Tentu Haydar. Aku telah siap semua.”
Pagi itu mereka bertiga bergegas berangkat menuju Al Siq. Kali ini jalan yang mereka ambil sedikit berbeda dari jalan kemarin.
Mereka mengambil jalan yang langsung menuju Al Khazneh. Melewati gunung berbatu yang tidak terlalu terjal dan curam. Karena barang bawaan mereka cukup banyak.