Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Teana (Part 6)

14 Maret 2017   11:45 Diperbarui: 14 Maret 2017   11:56 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unta – unta itu berjalan beriringan saling mengikuti dari belakang. Haydar yang sedang terluka berada di barisan tengah. Ghalib di depan dan Manaf dibelakang diikuti unta pengangkut barang – barang.

Tepat saat matahari terbenam, mereka telah memasuki Kota Petra. Mereka telah keluar dari Al Siq. Ghalib segera memerintahkan Manaf untuk mencari penginapan bagi rombongan mereka.

“Saya hafal daerah sini Tuan, di ujung sebelah sana ada sebuah penginapan yang bagus. Kita bisa segera menuju kesana. Semoga saja masih ada kamar untuk kita.” jawab Manaf.

“Mari, hari sudah mulai gelap. Dan sepertinya sahabatku Haydar juga membutuhkan istirahat. Aku lihat dia nampak lelah.” ucap Ghalib.

“Haydar, apa kau masih kuat?” tanya Manaf.

“Iya. Aku masih sanggup melanjutkan perjalanan ini. Kalian berdua tenanglah. Aku tidak selemah yang kalian pikirkan.” jawab Haydar sambil mengangkat tangannya dan menunjukkan kedua otot lengannya yang besar.

“Hahaha…… Kau lucu sekali.” jawab Ghalib yang diikuti tertawa kecil Manaf.

Malam menyelimuti Kota Petra. Sepanjang jalan diterangi obor – obor yang tertempel di depan pintu – pintu rumah penduduk. Ada beberapa rumah yang memasang lampu – lampu minyak. Terutama rumah para saudagar kaya yang memiliki banyak uang.

“Indah sekali kota ini.” ucap Ghalib yang baru pertama kali memasuki Kota Petra pada malam hari. Sebelum – sebelumnya ia selalu berkunjung ke Kota Petra saat siang, saat menjalankan tugas dari kerajaan.

“Benar Tuan, Kota Petra nampak indah saat malam hari. Ini karena kilauan cahaya obor yang memantul ke dinding – dinding sepanjang Kota Petra.” ujar Manaf menjelaskan.

“Kau sangat benar Manaf.” balas Ghalib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun