Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Teana (Part 6)

14 Maret 2017   11:45 Diperbarui: 14 Maret 2017   11:56 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesekali mereka berbicara tentang kejadian yang mereka alami, pengalaman hidup mereka dan hal – hal lain yang menarik. Sesekali terdengar suara tawa mereka. Menertawakan hal – hal lucu tentang unta mereka yang mogok berjalan saat melintasi Wadi Rumm. Malam itu sangatlah menyenangkan bagi mereka.

“Jadi, apa rencana kita selanjutnya?” tanya Ghalib kepada Manaf.

“Sebaiknya malam ini kita buat peta saluran air di Al Siq Tuan. Agar saya bisa mengerjakannya esok hari.” ucap Manaf memberi saran kepada Ghalib.

“Apa kau tidak lelah, Manaf ?” tanya Ghalib sambil mengunyah ayam panggang yang nampak lezat.

“Iya, Ghalib benar Manaf. Sebaiknya malam ini kau istirahat dulu. Besok pagi saja kita membuat rencana peta saluran air Al Siq.” ucap Haydar menasehati Manaf.

“Bukan saya merasa menjadi pahlawan, tapi saya teringat ucapan Tuan tadi sore. Saya dapat menyimpulkan bahwa kita harus bekerja sebaik mungkin untuk rakyat Nabataea. Sesuai perintah Yang Mulia Raja Aretas IV.” jawab Manaf tegas.

“Bagus kalau kau memahami maksudku tadi sore.” jawab Ghalib sambil menepuk – nepuk pundak Manaf.

“Tadi sore kenapa Ghalib? Apa yang terjadi?” tanya Haydar kebingungan sambil memegang segelas minuman buah di tangannya.

“Tidak ada apa – apa Haydar, sebaiknya lekas kau habiskan makananmu. Setelah itu kau minum ramuan yang aku bawa ini agar lukamu cepat mengering.” ucap Manaf kepada Haydar.

“Iya, baiklah Manaf.” ucap Haydar pasrah. Sepertinya ia harus menjawab sendiri pertanyaannya malam itu. karena baik Ghalib ataupun Manaf tidak memberikan jawaban kepadanya.

Malam itu cukup tenang. Setelah minum ramuan dari Manaf, Haydar segera tertidur pulas. Saat itulah Ghalib dan Manaf membuat rencana peta saluran air Al Siq.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun