Sepeninggal kepergian Manaf, Ghalib membereskan tempat tidur Haydar.
“Haydar, istirahatlah disini.” ucap Ghalib setelah menata tempat tidur untuk Haydar sahabatnya itu.
“Terimakasih.” balas Haydar.
“Istirahatlah sebentar sambil menunggu makanan datang.”
“Iya…”
Kemudian Ghalib menata tempat tidurnya dan tempat tidur Manaf. Dalam beberapa menit, tempat tidur mereka telah rapi. Ghalib merebahkan tubuhnya sebentar. Melepaskan penatnya. Demikian juga Haydar.
Didalam ruangan yang cukup besar itu terdapat tiga buah batu persegi sebagai tempat untuk tidur. Masing – masing terdapat permadani yang halus dan empuk diatasnya. Di pojok ruangan tertempel empat lampu minyak sebagai penerang. Ruangan tersebut sangat nyaman.
Dari balik pintu muncullah Manaf sambil membawa sebuah nampan besar berisi bermacam – macam makanan dan minuman. Nampaknya itu adalah makan malam untuk mereka bertiga.
“Tuan, ini aku bawakan makanan dan minuman untuk kita. Lekas kita makan.” ucap Manaf sambil meletakkan nampan tersebut diatas karpet yang tergelar di tengah – tengah ruangan.
“Iya, terimakasih Manaf. Haydar ayo kita makan dulu agar tenagamu pulih kembali.” ucap Ghalib sambil membantu Haydar beranjak dari tempat tidurnya.
Mereka bertiga akhirnya bisa merasakan lezatnya makanan dan segarnya minuman yang tersaji didepan mereka. Haus dan lapar kini telah hilang.