“Aaarrghh….”Haydar merintih kesakitan menahan perih di lengannya.
Setelah selesai menaburkan bubuk putih itu, Manaf segera menutup kembali luka Haydar menggunakan kain bersih. Mengikatnya dengan benar.
“Sudah, aku telah mengobati lukamu. Sekarang minumlah ramuan ini. Untuk membantu penyembuhan lukamu dari dalam.” ucap Manaf sambil memberikan cangkir kecil kepada Haydar.
“Terimakasih banyak Manaf, kau telah membantu kami.” ucap Ghalib.
“Sama – sama. Tak perlu kau berkata demikian. Sudah kewajibanku menolong temanku.” jawab lelaki lima puluh tahun itu.
Kemudian mereka bertiga menikmati hidangan yang disajikan oleh Manaf. Dalam perjamuan makan itu, Ghalib bercerita perihal rencananya membangun saluran air di Kota Petra hingga penyerangan yang mereka alami barusan.
“Untung saja Ja’far dalam keadaan mabuk. Kalau tidak, aku tidak menjamin kalian akan selamat.”ucap Manaf.
Setelah selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan menuju Kota Petra. Dalam beberapa jam mereka telah tiba disana. Setelah melewati Wadi Rumm yang begitu sepi dan luas. Mereka akhirnya tiba di pintu masuk Kota Petra yakni Bab Al Siq.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H