Laki-laki lebih sering berbagi cerita kepada pasangannya, sedangkan perempuan berbagi cerita kepada pasangan dan teman-temannya sesama perempuan.
Hubungan Antara Kultur Gosip Dengan Cara Menghadapi Konflik
Ketika perempuan sedang berkonflik atau merasa tidak senang pada perempuan lain, mereka cenderung melakukan konfrontasi secara tidak langsung atau indirect aggression.
Dan gosip adalah salah satu bentuk dari indirect aggression itu sendiri.
Gosip dapat dijadikan senjata untuk menyerang perempuan lain, terutama dalam hal perebutan pasangan dan kekuasaan.
Gosip dimanfaatkan untuk membicarakan hal-hal yang buruk tentang perempuan lain yang dianggap sebagai "saingan" atau "musuh".
Selanjutnya hal tersebut bisa juga mempengaruhi mental perempuan yang jadi omongan.
Maka, jangan heran kalau ada perempuan yang sampai trauma atau ogah berteman dengan perempuan hanya karena berawal dari sering dijadikan bahan gosip.
Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa perempuan menjadikan gosip sebagai solusi ketika berkonflik dengan sesama perempuan?
Jika perempuan menghadapi konflik dengan indirect aggression, laki-laki menghadapi konflik secara terbuka, tegas dan agresif.
Laki-laki kalau bertengkar bisa jadi pakai baku hantam, tapi kalau sudah baikan, mereka cenderung lupa dan tidak mau mengungkit lagi masalah itu.
Sementara perempuan kalau sudah bertengkar, bencinya sampai ke ubun-ubun, dongkolnya sampai ke sumsum tulang.