Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan, Kultur Gosip, dan Perbedaan dalam Menghadapi Konflik

5 Mei 2021   10:06 Diperbarui: 5 Mei 2021   15:00 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan sedang bergosip tentang perempuan lain | photo by Barbara Franzova from pixabay

Laki-laki lebih sering berbagi cerita kepada pasangannya, sedangkan perempuan berbagi cerita kepada pasangan dan teman-temannya sesama perempuan.

Hubungan Antara Kultur Gosip Dengan Cara Menghadapi Konflik

ilustrasi perempuan dan laki-laki berkonflik | photo by Gerard Altmann from pixabay
ilustrasi perempuan dan laki-laki berkonflik | photo by Gerard Altmann from pixabay
Ketika perempuan sedang berkonflik atau merasa tidak senang pada perempuan lain, mereka cenderung melakukan konfrontasi secara tidak langsung atau indirect aggression.

Dan gosip adalah salah satu bentuk dari indirect aggression itu sendiri.

Gosip dapat dijadikan senjata untuk menyerang perempuan lain, terutama dalam hal perebutan pasangan dan kekuasaan.

Gosip dimanfaatkan untuk membicarakan hal-hal yang buruk tentang perempuan lain yang dianggap sebagai "saingan" atau "musuh".

Selanjutnya hal tersebut bisa juga mempengaruhi mental perempuan yang jadi omongan.

Maka, jangan heran kalau ada perempuan yang sampai trauma atau ogah berteman dengan perempuan hanya karena berawal dari sering dijadikan bahan gosip.

Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa perempuan menjadikan gosip sebagai solusi ketika berkonflik dengan sesama perempuan?

Jika perempuan menghadapi konflik dengan indirect aggression, laki-laki menghadapi konflik secara terbuka, tegas dan agresif.

Laki-laki kalau bertengkar bisa jadi pakai baku hantam, tapi kalau sudah baikan, mereka cenderung lupa dan tidak mau mengungkit lagi masalah itu.

Sementara perempuan kalau sudah bertengkar, bencinya sampai ke ubun-ubun, dongkolnya sampai ke sumsum tulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun