Mereka tertawa terbahak bersama.
Dan siang itu saat Kristin menyerahkan lembaran kertas berisi puisi, jam-jam kuliah masih kosong karena hampir melewati saat Dzuhur.
"Eh, Kris, aku mau ke Masjid dulu ya...terimakasih puisinya, insyaaAllah aku baca malam ini..." Kata Iskandar sambil berdiri. Kristin mengikuti berdiri sambil mengangguk dan tersenyum manis.
Manis? Eh, Iskandar jadi salah fokus saat melihat ke wajah gadis ini, ternyata Kristin berwajah manis dan saat tersenyum ada pesona yang tiba-tiba melekat didalam sanubarinya. Kemana saja pandangannya saat kemarin? Iskandar mengusap wajahnya seolah tak percaya dengan pikiran dan hatinya.
Namun saat baru tiga langkah, tiba-tiba Kristin memanggilnya. Iskandar berhenti dan tubuhnya berbalik kearah Kristin lagi.
"Maaf kak, aku mau sedikit lancang...." Katanya.
"Kenapa, ada apa?" Iskandar jadi penasaran, wajahnya berkerut namun bibirnya tetap tersenyum khawatir kata-katanya jadi salah ditafsirkan.
" Bolehkah Kristin traktir minum kak Is di kantin....kalau bersedia, saya tunggu dikantin setelah sholat......" kata Kristin sambil sedikit tertunduk, antara malu dan takut ditolak.
Iskandar malah jadi tertawa terbahak-bahak. Kristin jadi mendongak....
"Wah tentu saja mau dik.....kebetulah honor siaranku juga belum turun....lha kok ada gadis cantik nawarin ke kantin.......Nggak sekalian makan?" Kata Iskandar
Mata Kristin jadi berbinar, ya ampun mata itu ternyata juga indah batin Iskandar, kok aku nggak tahu dari dulu sih, batinnya. " Boleh...boleh...kalau kak Iskandar mau, nanti sambil makan apaaa gitu yaa..." jelas Kristin...