Artikel ini memiliki beberapa pembahasan yang mungkin akan sangat menunjang dari tema. Meninggalkan seseorang karena Allah adalah hal yang akan Allah janjikan kebaikan untuk mereka yang melakukan.
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih. Adapun tidak disebutnya nama sahabat tetap tidak mencacati hadits tersebut karena seluruh sahabat itu ‘udul yaitu baik)
Citra Diri
Diri kita adalah makhluk yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala dengan segala potensi yang lengkap dan diciptakan dengan sempurna. Sehingga jika kita mau memaksimalkan apa yang diberikan oleh Sang Pencipta maka akan sangat menakjubkan dan akan tergali segala potensi dalam diri kita.
Perception is projection. Persepsi kita tentang sesuatu adalah pancaran atas apa yang nanti akan terjadi. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Ketika kita berpikir negatif seperti saya tidak bisa, saya tidak mampu maka diri kita akan menjawab “Ya, Anda benar” sedangkan jika diri kita berpikir tentang hal-hal yang positif seperti saya bisa, saya mampu maka diri kita pun akan berkata “Ya, Anda benar”. Hal ini sesuai dengan perkataan Allah subhanahu wa ta’ala dalam hadits qudsi yang artinya : “Aku menurut persangkaan hamba-Ku”
Sebuah survei di Yale University pada tahun 1952 terhadap para mahasiswa tentang impian. Di survei tersebut hanya ada satu pertanyaan, yaitu “Apakah Anda sudah punya mimpi dan menuliskannya?”
Hasil dari survei tersebut menyatakan bahwa hanya ada 3% mahasiswa yang sudah punya impian dan menuliskannya, sedangkan 97% tidak menuliskan impiannya. Sebagian besar mereka menyatakan pernah punya impian yang bermacam-macam namun tidak ditulis. Dan yang 97% tadi menanyakan, “Untuk apa impian itu ditulis?”
20 tahun kemudian orang-orang hasil survei pada tahun 1952 tadi disurvei kembali. Bagaimana hasilnya? Kalaulah kekayaan, kemewahan dan berbagai harta menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang maka kumpulan harta dari mereka yang 3% itu sudah lebih banyak daripada mereka yang 97% itu. Luar biasa, the power of dreams.
Ingatlah bahwa pikiran sadar kita hanya ada 12%, sedangkan pikiran bawah sadar kita ada 88%. Sehingga pikiran bawah sadar yang terkelola dengan optimal maka akan dapat melejitkan segala hal yang menurut logika tidak mungkin menjadi mungkin. Itulah yang disebut dengan Law of Attraction (LOA), apa yang Anda pikirkan maka itulah yang semesta berikan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Pernahkah kita memiliki masalah hidup? Saya yakin pasti Anda punya yang namanya masalah. Masalah-masalah kita itu tersimpan di pikiran bawah sadar. Itulah kenapa kita selalu ingat hal-hal yang membuat kita sedih atau pengalaman-pengalaman menarik lainnya. Sering orang mengatakan dirinya tersiksa dengan masa lalunya, seperti diputusin pacar, dikecewakan orang dan lainnya. Memang kita tidak akan lupa masa lalu itu kecuali bagian otak kita mungkin ada yang rusak, tetapi kita bisa berdamai dengan masa lalu.
Bagaimana cara berdamai dengan masa lalu dan masalah loe? Ada tiga caranya, yaitu :
1. Accept it (terima itu) dengan ikhlas
Menerima sesuatu dengan ikhlas itu tidak menyalahkan siapa-siapa. Contoh kalimat yang menyalahkan orang lain adalah saya sih ikhlas, tapi itu salahnya si fulan itu lho. Jika hal ini terjadi pada diri kita, maka marilah segera kita perbaharui niat kita.
2. Ambil pelajaran (ibrah)
Setiap kejadian-kejadian yang menurut kita buruk, pasti ada pelajaran yang bisa dipetik, ada hal baru yang perlu dijadikan pedoman. Jika itu buruk maka pelajaran untuk menghindarinya, jika itu baik maka pelajaran untuk membuat sesuatu yang lebih baik dari itu.
3. Berikan makna baru pada peristiwa tadi
Pernahkah kita ingat sesuatu yang lama, pada masa lampau itu adalah hal yang membuat kita jengkel tetapi sekarang itu membuat kita lucu? Jika pernah, itu artinya kita telah memberi makna baru pada peristiwa tersebut.
Maka saatnya kita untuk mengubah masa lalu menjadi pelajaran hidup yang bermakna. Namun untuk berubah tentu ada berbagai tanggung jawab. Tanggung jawab untuk perubahan itu adalah S>A. Apa artinya? Sabar, baca lebih lanjut. Saya tahu Anda sedang penasaran. Hehehe
S itu adalah sebab dan A itu adalah akibat. Sebab harus mengalahkan akibat. Kalimat orang yang ingin berubah karena sebab itu terdapat kata meskipun, walaupun, atau yang sejenis dengan itu. Contoh : “Meskipun lingkungan saya buruk, saya bisa jadi orang baik.”
Sedangkan orang yang mau berubah tetapi berorientasi dengan akibat maka ia akan menjadi korban kondisi. Ia akan kalah oleh kondisi sehingga nggak jadi berubah. Orang yang berorientasi berubah yang terpengaruh oleh akibat maka terdapat kata tapi, namun atau yang sejenisnya dengan itu. Contoh : “Aku ingin jadi orang baik, tapi lingkunganku buruk.”
Kalau ingin berubah ke arah yang lebih baik, jadilah orang yang bertanggung jawab untuk perubahan dengan berprinsip menggunakan sebab, bukan berorientasi pada akibat.
Be A True Lover
Salah satu kabar yang sempat membuat gempar dunia maya adalah gambar seorang cowok yang mampu menghentikan mobil yang akan lewat untuk menungkapkan cintanya kepada cewek idamannya. Dan ada yang menyebut bahwa dia adalah laki-laki sejati. Benarkah itu adalah laki-laki sejati?
Fenomena yang akrab dengan dunia remaja adalah pacaran. Masa-masa remaja adalah masa-masa yang paling indah dimana rasa suka terhadap lawan jenis adalah hal yang lumrah untuk dimiliki. Namun taukah sobat sekalian bahwa islam ini telah memberikan tuntunan bagi mereka yang mempunyai rasa suka, apa itu? Menikah. Lha trus, gue kan belum mampu nikah, harus gimana donk? Berpuasa, perbanyak puasa sunnah untuk mengendalikan diri.
Ngomong-ngomong soal pacaran, apa sih manfaat dari pacaran? Ada empat manfaatnya, yaitu :
1. Buang-buang waktu dan biaya
2. Dosa
3. Angan-angan dan zina
4. Berpeluang untuk berbohong
Oh salah, itu bukan manfaat, tetapi itu adalah kerugian yang besar. Hehehe, maaf ya salah istilah. Tetapi maksudnya sengaja supaya dibaca. Dampak yang paling riskan dari pacaran adalah hamil di luar nikah. Mana laki-laki keren tadi ketika terjadi peristiwa ini? Mana? Tidak ada. Maka dari itu solusinya hanya ada dua, yaitu : Kuputuskan dengan bismillah atau Kupinang dengan hamdalah. Silahkan dipilih, jomblo bermanfaat atau nikah bermanfaat? Awas, keduanya memilliki konsekuensi yang tentu tidak ringan. Ketika putus maka berusaha untuk menjaga pandangan dllnya, ketika meminang maka siapkan rumah tangga.
Untuk mencapai surganya Allah maka perlu kerja keras untuk meraihnya, tidak ada yang mudah, tetapi tidak ada yang tidak mungkin. Sering banyak orang yang bilang, biarlah saya di emperan surga saja. Ini sudah cukup bagi saya. Padahal Rasulullah mengajarkan ketika memohon surga, maka mohonlah surga yang paling tinggi dan indah, yaitu Surga Firdaus. Hukum Pareto menjelaskan 80 : 20. Apa itu? Ketika kita mencanangkan target-target dalam hidup, kemungkinan berhasil tercapai adalah 20% dan kemungkinan gagal tercapai adalah 80%. Maka ketika kita hanya meminta emperan surga, bisa jadi malah 5 jengkal menjelang emperan surga yang akan Allah kasih. Maka mintalah yang terbaik.
Suatu ketika Plato (murid Socrates) bertanya kepada Socrates (Filosof terkemuka) tentang cinta, perkawinan dan kebahagiaan. Dialog mereka lebih kurang begini.
“Guru, apa itu cinta? Tolong tunjukkan guru!” Tanya Plato.
Maka Socrates menjawab “Berjalanlah di kebun gandum sana. Ambillah satu gandum terbaik menurutmu dan bawa kemari, tetapi setelah engkau melangkah ke depan engkau tidak boleh kembali lagi ke belakang.”
Kemudian berjalanlah Plato mencari gandum terbaik dan akhirnya kembali kepada Socrates dengan tangan kosong.
“Kenapa engkau tidak membawa apa-apa?” Tanya Socrates
“Sebenarnya aku telah menemukan gandum yang baik menurutku, tetapi aku berpikir di depan ada yang lebih bagus. Ternyata yang bagus tadi sudah ada di belakang dan tidak bisa aku ambil karena engkau berkata aku tidak boleh berbalik ke belakang.”
Socrates bertutur, “Itulah cinta. Semakin engkau mencari yang terbaik maka semakin engkau tidak menemukannya.”
Selanjutnya Plato bertanya kepada Socrates tentang perkawinan.
“Guru, apa itu perkawinan? Bagaimana cara ku untuk meraihnya?”
“Berjalanlah pada hutan yang ada di depan ini, kemudian pilihlah satu pohon yang paling tinggi menurutmu, tebang dan bawa kemari. Tapi ingat, ketika engkau telah melangkah ke depan engkau tidak boleh lagi berbalik ke belakang.” Begitu jawab Socrates.
Kemudian Plato mulai berjalan dan akhirnya menemukan pohon yang dipilihnya. Dia persembahkan pohon itu kepada gurunya.
“Kenapa engkau memilih pohon itu?” Socrates menanyakan pohon itu.
“Aku teringat pesanmu yang pertama tadi, karena aku tidak boleh balik ke belakang aku memilih pohon ini karena menurutku ini sudah tinggi. Namun ternyata ada yang lebih baik daripada pohon ini di depan, tetapi aku sudah mengambil pohon ini.” Jawab Plato
“Itulah pernikahan. Pernikahan itu dilakukan dengan membangun cinta yang telah dipilih dari sekian banyak yang bisa membuat cinta.”
Plato pun melanjutkan pertanyaannya,
“Guru, apa itu kabahagiaan? Tolong aku untuk mendapatkannya!”
Jawaban yang diberikan Socrates hampir sama, “Pergilah ke taman itu, ambil satu bunga yang paling indah menurutmu dan bawa kemari. Tapi ingat, ketika engkau telah melangkah ke depan engkau tidak boleh lagi berbalik ke belakang.”
Plato pun mencari bunga dan mendapatkan bunga yang terbaik menurutnya.
“Kenapa engkau memilih bunga itu?” Socrates menanyakan bunga itu.
“Karena aku nilai ini bunga yang indah. Namun ketika aku ke depan ternyata ada yang lebih indah. Karena aku sudah memilih yang ini maka aku bawa yang ini.”
“Begitulah kebahagiaan, kebahagiaan itu merasa cukup dengan apa yang dimiliki.”
Dari kisah tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa cinta itu bukan mencari yang terbaik tetapi memilih yang baik yang Allah beri kepada kita dengan tidak melangar syari’atnya. Perkawinan itu dibangun dengan cinta yang telah dipilih dan kebahagiaan itu dapat dirasakan dengan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Cinta, perkawinan dan kebahagiaan adalah tiga hal yang berjalan seiring jika sesuai dengan tuntunan-Nya.
Jika kita memiliki masa lalu yang kelam, terutama berkaitan dengan masalah cinta, maka biarkanlah masa lalu itu dan jangan disesali. Menyesali masa lalu itu ibarat seorang pendaki gunung yang mendaki membawa barang bawaan (tas) yang berat. Sesampai di atas ternyata isinya hanya sampah. Itulah ibarat orang yang memendam dan tersakiti dengan masa lalu, yang menjadi beban hanyalah sampah.
Marilah sejenak kita berimajinasi. Bayangkan dihadapan Anda ada wadah. Di depan saya ada batu, kerikil, pasir dan air. Maka saya masukkan batu ke dalam wadah Anda dan hanya mampu menampung lima buah batu. Apakah sudah penuh? Belum. Maka saya masukkan kembali kerikil-kerikil itu satu karung. Dengan lincahnya kerikil tadi mencari celah untuk masuk di antara batu-batu. Apakah sudah penuh? Belum. Kemudian saya masukkan lagi pasir. Dengan gesitnya pasir ini mampu mencari celah dari kerikil dan batu dan mengisi ruang yang kosong. Apakah sudah penuh? Ternyata belum juga. Maka saya masukkan air. Dengan tenangnya air mengisi ruang yang kosong sehingga wadah tadi benar-benar penuh.
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari imajinasi itu? Masukkan segala sesuatu yang besar-besar terlebih dahulu, jangan masukkan sesuatu yang kecil terlebih dahulu, terutama pikiran kita. Bayangkan jika saya masukkan pasir terlebih dahulu kepada wadah yang ada di depan Anda tadi. Apakah akan mampu mengisi wadah dengan semua barang yang ada tadi? Jawabannya tidak bisa. Marilah kita isi pikiran ini dengan sesuatu yang besar-besar terutama secara makna terlebih dahulu seperti berpikir tentang ide. Jangan isi pikiran dengan sesuatu yang kecil-kecil seperti kejelekan orang lain.
Hakikat pikiran sebagaimana yang dikemukakan oleh Isaac Asimov yang menyatakan bahwa setiap hari ada 60.000 gagasan dan ide yang muncul. Sedangkan Jack Kenville menyatakan bahwa setiap hari ada 4.000 ide dan gagasan yang muncul. Namun keduanya sepakat bahwa 85% dari gagasan dan ide tadi adalah pikiran negatif. Maka orang-orang di luar sana mereka membiasakan untuk membawa catatan untuk menuliskan ide besar yang muncul sewaktu-waktu.
Ide besar yang muncul itu perlu dikembangkan untuk menghadapi masa depan yang akan datang. Dengan ide besar itu maka bisa terwujud hal-hal baru yang berrmanfaat dan bernilai tinggi. Ada tiga sektor yang bisa diserang oleh orang setelah lulus kuliah (pasca kampus), yaitu :
1. Public Sector
Ini terkait dengan posisi pejabat-pejabat negara yang bisa diisi oleh lulusan perguruan tinggi. Namun kabar baiknya adalah sektor ini sangat sedikit membutuhkan orang yang dipekerjakan. Gubernur, bupati atau pimpinan daerah lain tentu hanya satu dan terbatas. Itu adalah salah satu contohnya. Kalau Anda berminat, ikutilah organisasi yang banyak memperhatikan aspek kepemimpinan dan manajemen organisasi seperti KNPI, dll.
2. Sektor Bisnis
Pada sektor ini kita harus mempunyai branding selling dan value added. Contohnya saja dalam memilih warung nasi. Tentu yang paling banyak nilai lebih seperti enak, ramah pelayannya dan nilai tambah lain maka itulah yang kemungkinan besar akan menang. Menurut penelitian 70% faktor yang mempengaruhi penjualan adalah berkaitan dengan yuristic system (berhubungan dengan rasa enak, nyaman dan membuat suasana hati tenang). Kalau Anda ingin berkiprah disini, dari sekarang ikutilah komunitas-komunitasnya seperti HIPMI, JPMI, dll
3. The Search System
Ini berkaitan dengan partai politik, Non Government Organization (NGO) dan yang sejenis dengan itu. Sektor ini yang paling banyak membutuhkan orang untuk bekerja. Kalau Anda ingin berkiprah disini, mulai dari sekarang ikutilah komunitas-komunitasnya seperti KAMMI, dll.
Kita harus mengarahkan pikiran kita sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Untuk bisa berpikir jernih, santai dan rileks saja dalam menghadapi sesuatu. Ketika pikiran kita marah, sedang stres atau tertekan maka tubuh kita akan mengeluarkan hormon nor adrenalin yang bisa memicu kerja tubuh. Sehingga tubuh yang bekerja berlebihan terus menerus akan membuat seseorang itu sakit.
Sebaliknya jika pikiran seseorang itu tenang, positif dan energik maka tubuh akan mengeluarkan hormon beta endorfin. Dengan hormon itu kita bisa mengontrol kerja tubuh agar tidak lelah dan tetap bekerja sesuai dengan fungsi alamiahnya, serta tidak berlebihan. Berpikir positif merupakan salah satu ciri orang yang sukses. Ia tidak peduli dengan cemeehan orang yang suka mencemeeh. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala,
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.”
(Q.S. Al-Maaidah ayat 54)
Yang digaris tebal adalah salah satu cirinya, yaitu ciri yang kelima. Maukah kita menjadi orang-orang yang sukses di mata Allah dan manusia? Maka solusinya adalah salah satunya jangan takut menghadapi celaan orang yang memang kerjanya mencela.
The Art to Be A Winner In Life Present and Future
Ada kisah menarik di negeri China sana. Ada seorang kakek yang berusia 10 tahun. Ha? Iya, serius, usianya 10 tahun. Kakek tersebut bersama dengan anak-anak TK lainnya bermain dan belajar bersama. Seseorang datang kepada kakek tersebut dan menanyakan,
“Kakek ngapain disini?”
“Saya sama seperti mereka”
“iya saya tahu, tapi pertanyaan saya, kakek ngapain disini? Apa kakek yang punya sekolah ini?
“Bukan”
“Apa kakek guru mereka?”
“Bukan”
“Berapa usia kakek?”
“10 tahun”
“Ha? 10 tahun? Kalau saya lihat dari wajah kakek, paling kurang usia kakek 70 tahun.”
“Memang kalau dilihat usia dari saya lahir sampai sekarang adalah 70 tahun, tapi 20 tahun pertama ketika banyak orang menghabiskan waktunya untuk belajar saya hanya main-main yang tidak jelas. 20 tahun kedua disaat orang lain sibuk berkarir saya tidak bekerja karena orang tua saya kaya sampai tujuh turunan. 20 tahun ketiga ketika orang sibuk dengan persiapan di hari tua maka saya sibuk plesiran dari satu tempat ke tempat lain. Pada usia saya yang ke-61 barulah saya sadar bahwa saya tidak punya apa-apa dan baru mulai sekolah. Oleh karena itu saya baru memanfaatkan umur 10 tahun saya ini.”
Pelajaran dari kisah di atas adalah jangan sampai kita menyesal atas umur yang telah kita sia-siakan. Jangan sampai kita kuliah, sekolah ataupun bekerja tetapi hanya bermain-main dan tidak berbekas sesuatu apapun. Ingat, hidup itu sekali dan harus berarti.
Sejenak kita ingat kembali Olimpiade Barcelona tahun 1992. Ada dua peristiwa penting yang perlu kita catat :
1. Peristiwa peraihan medali emas yang pertama bagi bangsa Indonesia yang disabet oleh Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti. Mereka menikah dan menjadikan medali emas itu sebagai kado pernikahan mereka.
2. Peristiwa yang kedua ini yang perlu digarisbawahi lebih tebal, yaitu peristiwa yang terjadi pada pelari USA, Derek Redmond. Waktu itu Derek digadang-gadangkan akan menjadi juara pada kejuaraan lomba lari tersebut. Pertama-tama Derek melaju paling depan dan memimpin jalannya lomba lari tersebut. Namun ketika berjalan 150 meter dirinya kesakitan karena cedera hamstring. Apa yang dia lakukan? Dia tidak berhenti meskipun kesakitan yang luar biasa. Dirinya terus berlari, tiba-tiba datang seorang laki-laki mendekatinya.
Lelaki itu adalah ayahnya. Ayahnya berkata lebih kurang seperti ini “Sudahlah nak, tidak usah dilanjutkan.” Namun Derek tetap bersikukuh melanjutkan lomba lari itu dengan pincang. Akhirnya sang ayah menemani anaknya untuk melaju ke garis finish. Menjelang garis finish ayahnya membiarkan Derek melaju mengakhiri pertandingan. Maka riuh standing applause datang dari penonton kepada Derek.
Ketika saya, Anda, dan kita semua ingin menjadi seorang pemenang untuk sekarang dan nanti maka jadikanlah hidup kita berarti. Contohnya adalah ketika orang menyebut lampu pijar, siapa refer yang dituju? Ya, Thomas Alva Edison. Maka sudahkah ketika orang menyebut sesuatu apakah itu benda atau yang lainnya maka seketika itu refernya adalah diri kita hingga nanti ketika kita sudah menyatu dengan tanah lagi? Itulah salah satu tanda bahwa kita memang berarti bagi banyak orang. Hadirnya membawa manfaat dan tidak adanya kita justru akan dirindukan kehadirannya oleh orang banyak.
Selanjutnya setelah berarti maka jangan menyerah dan terus mencoba. Seorang Derek Redmond yang terus berlari ditengah rasa sakit yang melanda, maka bagi saya tetaplah ia seorang pemenang. Walaupun dirinya tidak menjadi yang tercepat pada lomba tersebut, namun dia tetap menyelesaikan lomba walaupun dilanda rasa sakit yang luar biasa hebat. Orang tetap akan mengakui bahwa dialah sang juara sejati.
Dirangkum dari berbagai sumber. Paling banyak dari materi Trainer Paljariati Yusral, S.Si, C.Ht, M.NLP dengan berbagai penambahan.
Ini adalah nasehat untuk kita bersama. Penulis mungkin saat ini masih jauh dari kata baik namun penulis tidak ingin menyembunyikan ilmu pengetahuan yang mungkin saja bermanfaat bagi orang banyak. Oleh karena itu ini salah satu sarana untuk perbaikan bersama-sama. Mohon maaf apabila ada salah kata dalam penulisan di atas. Mohon kritik dan saran yang membangun.
Jazakumullahu khoiron katsiiron, subhaanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubuilaik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H