Jika sudah terjadi perselingkuhan, biasanya akan ada yang ditutupi dan pasti akan memunculkan ketidaknyamanan  di dalam hubungan rumah tangga.Â
Saling curiga , berprasangka buruk dan mulai tidak ada kepercayaan akan ditampakkan dalam sikap, perkataan dan kualitas yang buruk dalam komunikasi  suami istri, lambat laun muncul perilaku kekerasan dalam bentuk apapun.
2. Masalah ekonomi
Ini pemicu konflik yang cukup banyak . Ketidakstabilan ekonomi  atau penghasilan istri lebih besar dari suami bisa memicu konflik jika suami istri tidak mampu mengelola dengan baik.
Mulai dari saling menyalahkan, merendahkan salah satu pasangan hingga kekerasan fisik jika ada ketidakmampuan dalam mengelola keuangan  keluarga dan menjalin komunikasi diantara kedua belah pihak.
Permasalahan tidak hanya tentang kesulitan ekonomi saja, kebanyakan uang juga dapat menjadi pemicu masalah. Lihatlah banyak orang-orang kaya yang justru karena tidak menggunakan  hartanya dengan benar, akhirnya berperilaku menyimpang dan gak sedikit melakukan KDRT bahkan perceraian padahal ekonomi mapan.
3. Campur tangan pihak ketiga
Adanya pihak ketiga dapat membantu menghindari konflik suami dan istri, tapi terkadang sebaliknya justru pihak ketigalah yang membuat pengaruh kurang baik yang akhirnya memicu perilaku kekerasan.Â
Campur tangan pihak ketiga dengan mempengaruhi salah satu pasangan agar membenci atau menjauhi pasangannya, Â dapat berpotensi menghancurkan keharmonisan dan keutuhan rumah tangga.
4. Perilaku adiksi
Perilaku adiksi  harus diwaspadai misal adiksi  gadget,  game, judol, pinjol , alkohol, pornografi, narkoba , merokok atau adiksi shopping yang akhirnya membuat masalah, terutama kearah masalah ekonomi.Â