Kesadaran bahwa kita manusia yang utuh artinya kita  harus menganggap  orang lain manusia seutuhnya  juga . Setiap individu punya hak dan kewajiban. Tapi hak dan kewajiban kita dibatasi dan beririsan dengan hak dan kewajiban orang lain.Â
Saat suami menegur istri pada saat yang sama ada kewajiban suami untuk menghargai perasaan istri , hingga ia tidak menegur dengan merendahkan atau menyakiti hati istri , apalagi melakukan kekerasan fisik.Â
Dan sebaliknya saat istri kesal dengan suaminya , dan akan menegur suami maka istri harus ingat bahwa ia tetap harus menjaga harga diri suaminya. Ia akan menyampaikan kekesalan hatinya dengan nada yang santuy agar suami tidak tersinggung, tapi pesan  tetap tersampaikan . Itu baru respek.
Respek berbeda dengan sungkan alias gak enakan. Suami tidak mau menasehati istri karena alasan takut menyakiti, tapi di belakang istri malah menceritakan kekurangannya pada keluarga atau teman atau  karena takut disangka gak menghormati suami, istri  diam saja di depan suami tapi di belakang suami malah menceritakan kejelekan  kepada  teman-temannya atau bercerita di medsos. Itu bukan respek.
Dengan bersikap respek kita sudah bisa membatasi diri kita untuk tidak melewati batas hak orang lain. Ketika kita ingin diperlakukan baik oleh orang lain, maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik.Â
 2. Komunikasi
Akar dari semua ini adalah komunikasi. Sangat penting  suami istri untuk terus belajar  memahami bagaimana berkomunikasi dengan pasangan dengan baik dan benar.Â
Jika kita kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal dengan baik dan benar jangan-jangan kita juga punya kesulitan untuk memahami orang lain. Itu bisa menjadi pemicu perselisihan dan konflik  secara akumulatif bisa memicu perilaku KDRT dan membawa masalah ke level  yang lebih berat  lagi misalnya berupa perselingkuhan atau mencari kenyamanan di tempat lain.
Mengetahui perbedaan sifat laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah juga sangat penting. Menyelaraskan perbedaan bahwa setiap pribadi ada kekhasan, tidak memaksakan pendapat dan kemauan sendiri, Â menjadi pendengar yang baik dan merespon dengan empati.Â
Pengendalian diri menjadi kunci agar kita mampu mengelola emosi dengan baik. Emosi yang tidak terkendali  akan membuat kerusakan pada dirimu dan pasanganmu.Â