Mohon tunggu...
Reiko Hana
Reiko Hana Mohon Tunggu... Lainnya - Bergabung nov 2024.Penggiat pendidikan informal.Writer

Muda atau tua tidak bergantung pada tanggal dalam suatu masa, tetapi keadaan jiwa. Tugas kita bukan menambah usia pada kehidupan, tetapi menambah kehidupan kepada usia. __Myron J. Taylor

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Ketika Badai Melanda Biduk Rumah Tangga

18 Januari 2025   12:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   11:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran bahwa kita manusia yang utuh artinya kita  harus menganggap  orang lain manusia seutuhnya  juga . Setiap individu punya hak dan kewajiban. Tapi hak dan kewajiban kita dibatasi dan beririsan dengan hak dan kewajiban orang lain. 

Saat suami menegur istri pada saat yang sama ada kewajiban suami untuk menghargai perasaan istri , hingga ia tidak menegur dengan merendahkan atau menyakiti hati istri , apalagi melakukan kekerasan fisik. 

Dan sebaliknya saat istri kesal dengan suaminya , dan akan menegur suami maka istri harus ingat bahwa ia tetap harus menjaga harga diri suaminya. Ia akan menyampaikan kekesalan hatinya dengan nada yang santuy agar suami tidak tersinggung, tapi pesan  tetap tersampaikan . Itu baru respek.

Respek berbeda dengan sungkan alias gak enakan. Suami tidak mau menasehati istri karena alasan takut menyakiti, tapi di belakang istri malah menceritakan kekurangannya pada keluarga atau teman atau  karena takut disangka gak menghormati suami, istri  diam saja di depan suami tapi di belakang suami malah menceritakan kejelekan  kepada  teman-temannya atau bercerita di medsos. Itu bukan respek.

Dengan bersikap respek kita sudah bisa membatasi diri kita untuk tidak melewati batas hak orang lain. Ketika kita ingin diperlakukan baik oleh orang lain, maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik. 

 2. Komunikasi

Akar dari semua ini adalah komunikasi. Sangat penting  suami istri untuk terus belajar  memahami bagaimana berkomunikasi dengan pasangan dengan baik dan benar. 

Jika kita kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal dengan baik dan benar jangan-jangan kita juga punya kesulitan untuk memahami orang lain. Itu bisa menjadi pemicu perselisihan dan konflik  secara akumulatif bisa memicu perilaku KDRT dan membawa masalah ke level  yang lebih berat  lagi misalnya berupa perselingkuhan atau mencari kenyamanan di tempat lain.

Mengetahui perbedaan sifat laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah juga sangat penting. Menyelaraskan perbedaan bahwa setiap pribadi ada kekhasan, tidak memaksakan pendapat dan kemauan sendiri,  menjadi pendengar yang baik dan merespon dengan empati. 

3. Pengendalian diri

Pengendalian diri menjadi kunci agar kita mampu mengelola emosi dengan baik. Emosi yang tidak terkendali  akan membuat kerusakan pada dirimu dan pasanganmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun