Untuk mengelola emosi dibutuhkan kesadaran untuk mengenal diri sendiri dan kecakapan dalam interaksi sosial berupa empati dan mengenali emosi orang lain.Â
jangan bicara dulu atau bertindak  kalau hati sedang marah. Kemarahan akan menimbulkan kebencian dan permusuhan, perkataan atau tindakan bisa tidak dapat dikontrol.Â
Sangat penting bagi suami istri untuk menahan diri dan menghadapi masalah secara bersama, bukan saling melempar kesalahan. Sikap saling melempar ini tidak produktif dan menunjukkan ketidakdewasaan sikap dalam berumah tangga.
Masalah apa pun akan lebih ringan dijalani apabila suami dan istri mampu menjaga sikap, saling bergandengan tangan dan menguatkan untuk melewati badai yang melanda biduk rumah tangga.Â
4. Kesadaran diri untuk berubah
"Mungkinkah dia akan berubah?" Â Tapi gimana kalau malah bertambah buruk perilakunya..?"Â
Prinsip  bahwa seseorang itu akan berubah karena dirinya sendiri yang mau berubah adalah prinsip yang harus dipegang.  Aku ingin berubah demi kamu adalah salah satu bukti bahwa  ia belum memiliki kesadaran dari diri sendiri.Â
Konselor, guru dan pihak lain hanya memediasi dan membimbing, semua tergantung  dari individu masing-masing.
Jika hubungan masih baru dalam tahap penjajagan atau perkenalan, sebaiknya dipikirkan secara objektif dan jernih untuk melanjutkan atau stop.Â
Orang yang berjanji ingin berubah karena kamu  patut diwaspadai, karena saat kamu tidak menyenangkan  baginya lagi atau ada pemicu maka perilaku buruk biasanya muncul lagi dan kamu yang akan disalahkan, muncul manipulasi  disana, dengan mengatakan " Gara-gara kamu, aku melakukan ini.." atau Kamu sih ...!"  Â
Terkadang sangking cintanya seseorang menutup mata hati dan pikirannya, menormalisasi perkataan dan perilaku buruk orang yang dicintainya dan ikut menyalahkan diri sendiri dengan mengatakan.." Aku yang salah, nanti juga dia akan berubah..".