Mohon tunggu...
Lisa Novita Sari
Lisa Novita Sari Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Suka bercerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Ban Motor dan Hadiah Penebusan dari Tuhan

26 September 2024   13:49 Diperbarui: 26 September 2024   13:58 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: idealnyrower.pl//rafal-dziugiel/

Alur birokrasi rumit yang sempat kupikirkan tadi tak henti-henti berputar-putar di kepalaku. Selama perjalanan, aku hanya merapal mantra semoga motorku tidak dicuri.

***

“Mau minta tanda tangan, Mbak?”

Suara berat dari seorang bapak-bapak berumur lima puluhan mengagetkan lamunanku. 

Aku yang sedari tadi lesu karena penat berjalan kaki, dan hanya menemukan kantor melompong tanpa aktivitas pun terhenyak. 

Jangan tanya bagaimana rupa wajahku. Kusut sudah. 

“Eh, iya, Pak. Betul. Saya mau minta tanda tangan Bapak Kepala Desa”, jawabku.

“Maaf, ya Mbak. Anak-anak belum datang. Padahal sudah jam segini”, lanjutnya sambil tersenyum.

Bapak itu berseragam coklat khas pegawai. Berkendara ke sini memakai sepeda. Sepeda tua berwarna perak. Dengan jaket hitam dan kopiah. Mungkin pegawai kantor ini, pikirku.

Ia lalu mengeluarkan bolpoin di saku kiri seragamnya, lalu mencari-cari sesuatu. Tapi aku tidak peduli. Aku sudah terlampau lelah bahkan di hari yang masih pagi ini. Aku hanya butuh kepala desa. Tolong sodorkan dia padaku sekarang!

Belum sempat aku bicara, ia bertanya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun