Mohon tunggu...
Linggar Rimbawati
Linggar Rimbawati Mohon Tunggu... Guru - Tidak punya jabatan

Penulis kelahiran Jambi yang selalu rindu Solo. Manulis cerpen, puisi, dan esai ringan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Episode Rindu: Petualang Cupu

26 Juli 2024   11:24 Diperbarui: 26 Juli 2024   16:36 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena jauh dari pengawasan orang tua, aku suka-suka saja menjalani kehidupan kuliahku. Jangankan berkegiatan di organisasi kampus, datang ke kampus saja aku malas. Aku banyak menghabiskan waktuku untuk membaca novel-novel yang kusukai.

Aku menamatkan semua serial Harry Potter hanya dalam hitungan minggu, melanjutkan petualangan bersama Sherlock Holmes dan Agatha Christie tanpa peduli tugas-tugas presentasi.

Semester pertama hingga ketiga aku seperti bukan mahasiswa, melainkan hantu perpustakaan yang tersesat di dunia fiksi dan lupa jalan pulang pada kenyataan.

Kisah-kisah detektif dan novel fantasi telah membosankanku. Aku mulai membaca novel-novel percintaan. Pilihan jatuh pada sekuel Empress Orchid. Sayangnya, novel itu menginspirasiku untuk menjadi selir yang penuh intrik.

Jiwa impulsive dan petualangku menemukan medannya saat aku bertemu Prof. Erlangga. Ia mengajar pada mata kuliah-mata muliah sastra. Seharusnya aku bertemu dia di semester dua pada mata kuliah Introduction to Literature.

Namun, aku melewatkan mata kuliah itu dan baru mengambilnya di semester empat. Profesor Erlangga memenuhi imajinasiku akan sosok sugar daddy berpenampilan parlente dan cerdas.

Aku jatuh cinta padanya, tanpa aba-aba dan secara konyol. Untung saja usahaku untuk flirting itu mendapat sambutan yang menyenangkan.

"Gila, kamu, Du. Jangan macam-macam deh dengan suami orang. Kamu siap disemprot istrinya, emang?"

"Ya kali aku mau bikin pengumuman kalau jadi selingkuhan Prof. Erlangga," sanggahku saat sahabatku, Yulia mengkhawatirkan sepak terjangku.

Sebenarnya istilah selingkuhan atau simpanan tidak terlalu tepat disematkan pada namaku. Sekian tahun berelasi, aku hanya menyerahkan ciuman pertama pada dosen pembimbingku itu.

"Lima tahun lu berhubungan sama dia, cuma cipokan aja? Rugi lu. Apa yang membuat kalian nggak benar-benar melakukan itu?" Va bertanya saat suatu kali kuceritakan kisahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun