Namun apa yang aku harapkan, ternyata kini Nikko memiliki Desi. Gadis manis dengan kaca mata yang selalu menempel di hidung mancungnya. Kalau bertemu denganku, aku ingin sekali mencubit pipinya itu. "Gemeeees".
"Hayooo melamun lagi,"
"Eh nggak kok,"
"Itu bengong kayak lumba-lumba nunggu dikasih ikan aja," ejeknya padaku.
"Mau beli novel apa?" Tanyanya.
"Entahlah... aku sedang tak ingin membaca," jawabku.
"Baiklah... gimana kalau sekarang kita pulang. Aku antar kamu pulang, lalu aku pergi ke rumah Desi,"
"Aku gak mau pulang, aku mau di sini. Dan kamu harus temani aku."
"Maksudmu?"
"Iya di sini, menghabiskan malam di mall ini. Kalau mau kita bisa nonton atau makan," jawabku memaksa.
"Aduuh sayang, aku ada janji sama Desi," jawabnya.