Mohon tunggu...
Lilih Wilda
Lilih Wilda Mohon Tunggu... lainnya -

Ho ho ho

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Cinta Biasa

6 Januari 2013   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:27 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1357471939310546624

Terus terang aku cemburu pas dia bilang begitu. Dadaku sesak, darahku mengalir deras. Mukaku panas seperti terkena uap sauna. Aku gak suka ada perempuan lain dalam hidupnya, aku mau menjadi perempuan satu-satunya di hidupnya.

"Aku gak mauuuuu !"

Teriakanku membuat seluruh pengunjung dan penjaga toko menoleh kepadaku. Mereka menatapku dengan aneh, mungkin mereka menganggap kami sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

Nikko segera membekap mulutku. Aku melihat matanya sedikit mendelik. Sepertinya dia marah, lalu dia menyeret lenganku, membawaku menjauh dari tempat itu.

"Maksud kamu apa sih Sarah? Aku bingung sama kamu,"

"Kelakuanmu selalu begitu. Setiap kamu ada masalah sama pacar kamu, aku yang selalu kena sasaran." Tampaknya Nikko serius.

"Aku juga punya kehidupan. Tak selamanya aku akan terus berada di sisimu. Aku juga laki-laki memerlukan kekasih." Ungkap Nikko panjang lebar.

Aku hanya menitikan air mata, tak kuasa mendapat perlakuan seperti itu. Baru sekarang Nikko tega membentak aku. Tak seperti biasanya dia begitu.

"Maafkan aku sarah..." ujar Nikko menyadari bila aku menitikan air mata .

"Iya gak apa-apa. Lagi pula aku yang salah."

"Aku gak pernah punya maksud untuk menyakitimu, sungguh!" Kulihat Nikko menatapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun