"Hey aku traktir makan ya!!" Ajakannya mulai menggodaku. Seperti mengetahui keadaan perutku yang tak aku isi dari pagi.
"Dimana?" Akupun mulai menyerah.
"Biasa sate padang.." ucapnya tanpa basa-basi.
"Oke, aku setuju." Langsung saja aku naik motor tuanya.
***
Semenjak Panca memutuskan untuk menikahi selingkuhannya, hanya Tommy yang selalu setia menemaniku. Tepat tiga minggu sebelum aku dan Panca menikah, aku mengetahui kalau Panca menghamili perempuan lain. Gadis cantik asal Bandung, gadis yang selalu menemaninya ketika Panca harus pergi di kota kembang itu.
Sejak saat itu tak pernah ada lagi senyumku, tak ada lagi kebahagiaan. Semua hampa. Berjalan seperti melayang, otakku berhenti berfikir dan selera makanpun tak pernah hadir lagi. Dunia serasa tak adil untukku.
***
Aku melihat Nikko lahap menghabiskan makanannya. Sedangkan aku hanya duduk termangu memperhatikannya. Inilah hiburan buatku, Nikko yang lucu sahabatku dari SD dulu tak pernah pergi meninggalkan aku. Cara makannya tak pernah berubah. Memasukan makanan langsung ke kerongkongan seperti tak pernah mengunyahnya.
Aku duduk di sebelahnya, di depan mata terlihat gerobak sate dengan tulisan "SATE PADANG ASLI PARIAMAN", sedangkan lampu neon menyala terang di antara kami. Setelah selesai makan Nikko baru sadar kalau aku tak menyentuh sedikitpun makanan itu.
"Aduuuuh,,, nanti di marahin si abang. Ayo makan dulu. Masa kamu di sini cuman numpang duduk doang," ucapnya sambil menyuapi aku. Dengan terpaksa akupun memasukan sedikit demi sedikit potongan daging yang diberi bumbu pedas itu.
"Habis ini kamu mau kemana?"
"Entahlah" jawabku.