Incomming Call Ezza
“Ezza?” teriak Fella dalam hati, ia tak menyangkan Ezza membalas pesannya dengan telepon, segera ia tekan tombol hijau.
“Hallo” kata Fella mengawali pembicaraan.
“Kamu belum tidur Fel?” tanya Ezza.
“Belum Za, ada apa?” tanya Fella, Ezza sedikit lama menjawab.
“Aku cuma pengen denger suara lo Fel” kata Ezza dalam hati.
“Enggak apa-apa, cepet tidur gih, besok sekolah, selamat malam” kata Ezza.
“Iya, malam” pembicaraan singkat ini terputus, tapi baik Fella dan Ezza keduanya sama-sama senang. Pagi ini Fella jongging didepan rumahnya, sebelum ia masuk ke rumah ia melihat ada surat di kotak surat, ia mengambil surat itu dan membukanya di teras. Ia duduk sambil mengibas-ibaskan surat itu untuk menghilangkan gerahnya. Setelah ia lihat, ia sedikit terkejut, surat itu dari Laboratorium kesehatan, dan didalamnya ada beberapa surat dengan bahasa medisnya, tapi di surat terakhir tertulis penjelasan bahwa pasien tersebut positif tervonis kanker payudara. Fella lemas begitu tahu kenyataan bahwa ternyata bundanya mengidap kanker payudara.
“Fella, cepat mandi nanti telat” teriak bunda dari dalam rumah. Perlahan Fella masuk kedalam rumah, ia melewati kamarnya dan menuju dapur, dipeluknya tiba-tiba bundanya yang sedang menggoreng telur mata sapi tanpa garam kesukaan Fella.
“Bunda, kenapa bunda enggak pernah cerita kalo bunda lagi sakit?” tanya Fella yang masih memeluk bundanya.
“Fella kamu sayang?” tanya bundanya lembut.