Tak lama, Nanok pun mengirim pesan,"Dro....!"
Rute yang ditempuh Rohman dari Jakal Km 7 menuju Jl. Magelang, trus ke selatan yang mengarah ke Wirobrajan. Sesampai di bagjo Wirobrajan pas lampu merah, sehingga Ia bisa menyempatkan diri mengecek WAG. Ternyata Hendro ketiduran dan baru berangkat lewat dari pukul 6.30. Hal ini nampaknhya menyebabkan Nanok naik pitam. "Wo..... Wedhus......!!!" Pisuhan khas Nanok sejak SMA yang belum hilang sampai sekarang dan terbaca di chat terakhir.
Rohman sampai di Mesjid yang sangat bersejarah dalam perkembangan Islam di Jawa ini pukul 06.45. Ia sudah ditunggu Una, teman kuliahnya dulu. Rohman mengamati Mesjid yang bentuknya mirip dengan bangunan Mesjid Gede di Barat Alun-alun Utara, walau lebih kecil.
"Wis sui, Na?"
"Lagek wae."
Rohman sudah janjian dengan Una untuk bertemu, karena pesanan madu asli dan gula aren sejak puasa dulu baru ada beberapa hari yang lalu.
"Sorry yo Man, madune lagek teko seminggu yang lalu. Winggi kan lockdown. Arep kulakan neng wong liyo, takut nek kualitase bedo karo sing iki."
"Gak popo Na. Suwun yo."
Kemudian bunyi HP Rohman berdering dan setelah dicek ternyata dari Prihatni. "Koe wis tekan Man?"
"Wis yo, on time lah. Koe tekan endi?"
"Iki lagek tekan Mesjid Aceh. Arahe engendi yo?"