dampak negatif yang timbul dari akibat Pandemik Covid19 ini yang entah kapan akan berakhir, ternyata ada dampak positifnya juga jika kita melihatnya dari sudut pandang yang positif. Beberapa dampak positif yang muncul antara lain pencemaran udara yang menurun drastis akibat berhentinya pabrik-pabrik, transportasi darat, laut dan udara serta sumber polutan yang lain, munculnya gotong-royong dan kesetiakawanan yang merupakan budaya asli orang Indonesia sejak zaman dulu, dll.
SelainPara ahli kejiwaan manusia menyatakan bahwa sesungguhnya manusia itu mahluk spiritual. Dalam suasana prihatin akibat pandemi Covid19, ada baiknya kita merenung dan melihat dari kacamata spiritual tentang musibah atau cobaan ini.
Setiap perbuatan manusia akan dinilai oleh Allah tergantung dari niatnya. Niat baik dan tulus bisa terasakan saat pikiran kita hening, tidak menghitung untung dan rugi, apapun hasil akhirnya tetap diterima dengan bahagia (tawaqal) walaupun terkadang harus tekor baik dari aspek keuangan, cape fisik serta pikiran. Jika Allah menghendaki, maka akan membantu niat yang baik, tulus dan iklas itu terwujud secara tiba-tiba seperti "kebetulan."
Bukankah Allah berjanji akan mendatangkan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang yang berbuat baik dengan niat yang tulus dan iklas. Orang Islam menyebutnya orang yang bertaqwa. Karena Allah Maha Mengetahui walupun niat itu berupa getaran di dalam hati yang tidak dapat dilihat oleh sesama manusia yang lemah ini.
Dengan kekuatan-Nya, Allah akan menghubungkan niatan dan tindakan baik dari beberapa manusia  yang kelihatan "kebetulan" lewat bantuan alam dibawah kendali-Nya. Hubungan antar "kebetulan-kebetulan" tersebut ada yang menyebutkan sebagai proses sinkronisasi.
Istilah "kebetulan" bisa juga diganti dengan kata kegiatan, aktifitas, peristiwa, dll. Tapi saya memilih kata "kebetulan" ini karena kadang-kadang kegiatan yang dilakukan oleh seseorang/sesuatu tidak disadari oleh pelaku yang mengakibatkan orang/sesuatu disekitarnya terkena dampak baik positif maupun negatif secara langsung atau tidak langsung.
Sistem terdiri atas komponen-komponen dan mereka saling berhubungan dengan norma tertentu untuk mencapai tujuan. Pada era teknologi informasi, hubungan antar manusia dalam sistem sosial dibantu social media (sosmed), seperti WhatsApp Group (WAG).
WAG ini merebak dan berbasis organisasi, angkatan sekolah dari SD sampai Pasca Sarjana, rombongan haji, dsb. Salah satu WAG yang diikuti Rohman adalah Smaven A1.1. yang diinisiasi oleh Prasasti Bintarum pada akhir 2014 yang beranggotakan alumni SMAN 7 Yogyakarta jurusan IPA1.
Mungkin seperti WAG lainya, tujuan waktu itu untuk mengumpulkan balung pisah yang berserakan sejak tahun 1992 saat mereka lulus SMA. Rohman sendiri tidak ingat kapan dimasukan di WAG. Namun cukup lama WAG ini seperti kuburan, sepi dan sunyi.
WAG ini hidup lagi setelah lebaran tahun 2020 dan anggotanya bertambah banyak. Seperti yang disampaikan bahwa niatan yang baik dan tulus dari beberapa orang untuk bersilaturahmi kembali via WAG yang terkendala oleh protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Corona19 sehingga pertemuan fisik tidak diperbolehkan (social distancing). Termasuk larangan untuk mudik yang sudah membudaya di Indonesia.
Secara kebetulan, suatu hari Rohman membuka FB dan "dicolek" oleh Johan, teman kelas 1E dulu waktu SMA dengan foto bertiga dengan Kintoko. Singkat cerita akhirnya Rohman mendapat nomor WA Kintoko dan mencoba japrian. Setelah mendapatkan alamat rumah, Rohman ngowes menuju ke rumah Kintoko dekat Universitas PGRI. Setelah ketemu, ternyata secara kebetulan Kintoko juga tiap hari Minggu ngowes dan bersepakat suatu untuk ke rumah Johan dengan sepeda ke Magelang.