Tiba-tiba pak Sam berjalan dengan langkah gontai menuju kelas tiga IPA 1. "Mana yang namanya Jatmiko?" katanya dengan kedua tangan menyelip di saku celananya.
"Jatmikooooo," serempak koor membahana." Dipanggil pak Sam," koor pun menyambung.
Yang merasa dipanggil tergagap karena sedang sibuk memecahkan hitungan Matematika dengan Joko yang merasa sudah menghitung berjam-jam namun belum ditemukan jawaban yang seuai dengan pilihan jawaban pada soal.
"Iya, pak. Maaf, ada apa Bapak mencari saya?" sambil menunduk Jatmiko berkata takut keliru.
"Hahahaha...gak sah takut. Santai. Pak Sam gak akan menampar kamu kok, hahahaha," kelakar pak Sam.
"Aku beritahu ya. Ini juga buat kalian semua teman-teman Jatmiko. Jatmiko itu diterima di jalur PMDK Bidikmisi di Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Gajahmada. Senang, to? Hahahahaha," lanjutnya lagi dengan suara membahana.
Semua tercekat. Lalu. Semua bersorak sorai.
"Selamat, Bro," tangan Endy menggenggam erat jemari Jatmiko.
Mata Jatmiko berkaca-kaca. Â "Terimakasih Yaa Allah, Yaa Rohman Yaa Rohiim, karena Mahabah Mu aku bisa diterima di jurusan yang aku idam-idamkan selama ini," doanya dalam hati.
"Terimakasih, pak Sam," diciumnya tangan pak Sam. Semua teman mengerubutinya seakan tak ingin ketinggalan momen berharga dalam hidup mereka. Siapa sangka satu di antara teman mereka diterima di salah satu Universitas bergengsi di negeri ini tanpa harus membayar untuk biaya kuliah. Jujur semua akan berkata, aku juga mau. Kalau semua mau bermimpi, bercita-cita, dan berusaha mewujudkannya diiring dengan doa pasti mimpi itu akan menjadi nyata. Bukan sirna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H