Jiahaaa, pasti mereka menjawab, iya.Â
Kutunjuk pertama Nita, "Iya," jawabnya.Â
Lalu kutunjuk Arin, "Iya," jawabnya.Â
Lalu ke Nisa dan ke Lisa, semua menjawab, iya. Pastilah aku ini tampan, ha ha ha.Â
"Pentingkah kalian memiliki pasangan tampan? Alasannya apa?"
"Bagi saya tidak penting karena setelah menikah  adalah tanggung jawabnya," jawab Nita. 'Ehm, benarkah? Bohong itu, mah,' batinku.
"Bagi saya sangat penting karena untuk memperbaiki keturunan. Fisik anak menurun dari bapaknya. Secantik apapun saya jika suami jelek wajahnya, ehm, anak bisa nurun dari bapaknya, dong, jadi jelek," jawab Arin.
Wah, ini, mah maksa harus punya suami tampan.Â
"Bagi saya biasa aja, cantik dan ganteng itu relatif," jawab Nisa. Bener juga jawabnya. Bisa jadi ada yang bilang kalau aku jelek meski rata-rata pada bilang kalau aku tampan. Â
"Penting banget, lah. Kalau pergi-pergi, misal: kondangan, ke mall, reuni, lalu bawa pasangan dan ternyata pasangan kita jelek, kan malu-maluin," jawab Lisa.Â
Gubrakk, wah, pilih-pilih, ni orang.Â