Mohon tunggu...
Elisius Udit
Elisius Udit Mohon Tunggu... Guru - Pengejar Waktu

Waktu senantiasa pergi dan tak akan kembali. Lakukan apa yang perlu dilakukan hari ini. Besok mempunyai urusannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Koneksi antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

23 Desember 2022   21:33 Diperbarui: 6 Januari 2023   23:31 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Posisi Kontrol Guru

Guru merupakan penuntun bagi peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kodrat alam dan jamannya. Salah satu tugas guru dalam proses menuntun ini adalah menerapkan disiplin positif untuk membekali peserta didik dengan keterampilan sosial dan mendukung pertumbuhan karakter yang baik seperti rasa hormat, kepedulian terhadap orang lain, tanggungjawab, kontribusi dan kerjasama. 

Untuk menjalankan tugas ini, guru memiliki lima posisi kontrol yakni sebagai penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, pemantau dan manager. Posisi kontrol yang diharapkan dan sangat ideal bagi seorang guru adalah manager.  Dengan bertindak sebagai manager guru dapat mewujudkan peserta didik yang mandiri, bertanggungjawab dan merdeka.

6. Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis dengan tujuan mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Dr. William Glasser melihat bahwa ada lima (5) kebutuhan dasar seorang manusia yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidup, kebutuhan akan cinta dan kasih saying, kebutuhan akan kesenangan, kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan kekuasaan. Glasser melihat bahwa tindakan manusia sesungguhnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya ini. Dari sini kita bisa memahami bahwa perilaku manusia selalu memiliki keterkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya.

7. Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas merupakan salah satu disiplin posistif yang bisa kita terapkan dalam membangun budaya positif di sekolah. Dengan adanya keyakinan kelas di setiap kelas diharapkan dapat mewujudjkan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila. Keyakinan kelas dibuat dengan tujuan menumbuhkan budaya positif pada peserta didik dan melakukan pembiasaan positif di kelas atau di sekolah. Keyakinan kelas juga bertujuan menumbuhkan sikap tanggung jawab pada diri peserta didik atas pemilihan aspirasi idenya melalui kesepakaatan dan menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain. 

Langkah membuat keyakinan kelas; pertama, guru meminta semua peserta didik di kelas untuk menuliskan apa saja aturan yang perlu disepakati bersama di kelas. Kedua, semua usulan dari peserta didik ditulis pada papan tulis. Ketiga, kalimat-kalimat yang sudah disepakati menjadi keyakinan kelas diubah menjadi kalimat positif. Keempat, keyakinan kelas ditulis pada sebuah poster dan dipajang di tempat yang dapat dijangkau oleh banyak orang.

8. Segitiga Restitusi

Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Segitiga restitusi bertujuan menanamkan disiplin positif pada peserta didik sebagai bagian dari budaya positif di sekolah. Guru menerapkan disiplin positif dengan segitiga restitusi untuk mewujudkan peserta didik yang merdeka. 

Ada 3 langkah restitusi yang harus dilakukan untuk menciptakan disiplin yang positif, antara lain menstabilkan identitas, validasi tindakan, serta menanyakan keyakinan. Jika seorang guru mampu menyelesaikan 3 tahapan tersebut, peserta didik secara responsif akan memperbaiki kesalahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun