Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Diplomasi Makan Siang

16 April 2020   06:00 Diperbarui: 16 April 2020   06:10 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Silvi, Sayang, kamu dimana?" ulang Ayah Calvin takut.

"S-Silvi nggak tahu ada dimana..." ratapnya.

Lonceng pemahaman berdentang. Silvi disleksia. Pemahamannya akan rute, simbol, papan petunjuk jalan, dan nama tempat juga terbatas. Kemungkinan besar ia tersesat saat naik bus. Bodohnya Ayah Calvin. Kenapa ia biarkan Silvi pulang-pergi sendirian?

"Ok. Sekarang, tutup telponnya. Terus Silvi cari papan nama tempat atau apa, potret, dan kirim fotonya ke Ayah. Paham?"

"Iya, Ayah."

Klik. Sambungan diputus. Dada Ayah Calvin bergemuruh menanti kiriman foto. Lima menit. Tujuh menit, Silvi tak juga menuruti perintahnya. Tak sabar, Ayah Calvin video call dengan putrinya.

"Mana fotonya, Silvi?"

"Aku...aku nggak bisa cari kontak Ayah di handphone Bunda. Tadi aku juga nggak tahu kenapa bisa telpon Ayah."

Mencoba tetap sabar, dimintanya Silvi mengarahkan kamera ke gedung terdekat. Nampak sebuah halte bus diapit toko musik dan supermarket. Ayah Calvin mengerang frustasi. Lokasi tempat Silvi berada lima puluh kilometer jauhnya dari sini.

**   

Rintik hujan membasuh kota. Sebagian tetesnya menjilati tubuh gadis berseragam putih merah yang berdiri kaku di depan halte. Mata birunya kini memerah dan bengkak. Sudah satu jam ia berdiri di sana. Menangis jadi pilihan terakhir sehabis menelepon sang ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun