"Dia tidak baik-baik saja. Kau harus tahu..."
Dan tumpahlah cerita itu. Cerita seorang putri disleksia yang kering akan perhatian teman sebaya. Hasil pengamatan empiris Ayah Calvin ditutup dengan permohonan. Permohonan untuk memindahkan Silvi dari sekolah minim empati itu.
"Dan kemana akan kaupindahkan anakku?" tanya Bunda Manda sengit.
"Ke White Mansion. Aku sendiri yang akan mengajari Silvi. Biarlah anak kita homeschooling sampai masuk universitas."
Brak!
Roman muka Bunda Manda yang biasanya lembut kini mengeras. Ketiadaan Silvi membuatnya bebas menghakimi Ayah Calvin.
"Kaupikir aku akan mengizinkanmu membawa Silvi ke mansion mewahmu?! Jangan harap, Calvin Wan!"
"Manda, tenang dulu..." Ayah Calvin meletakkan tangannya di pundak Bunda Manda.
"Kita bertiga akan tinggal di White Mansion. Aku, kamu, dan Silvi."
Tampikan menyahuti tawaran Ayah Calvin. Tidak, Bunda Manda takkan mau menginjakkan kaki di White Mansion. Lebih baik dia hidup kekurangan asalkan tenang dari pada hidup mewah tetapi dibayangi kepedihan masa lalu.
"Kesalahanmu sudah terlalu banyak, Calvin." Ia mendesah ke langit-langit. Sendu matanya merekam kembali perbuatan Ayah Calvin tujuh tahun silam.