Hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah untuk mencintai
Aku tak mudah mengaku kucinta
Aku tak mudah mengatakan
Aku jatuh cinta
Adica menggenggam erat tangan saudara kembarnya. Sosok pemimpin perusahaan yang lekat dengan citra penuh wibawa itu menitikkan air mata. Percayalah, hanya sakitnya Calvin yang bisa membuat Adica sehancur itu.
"Bangunlah, Calvin. Aku dan Silvi tak bisa hidup tanpamu. Kamu harus melihat kamar anak kita. Kamar Silvi berantakan. Silvi sering telat makan. Tak ada yang membuatkannya kue dan bento yang cantik. Bangunlah, Calvin. Aku bukan Papa yang hebat untuk Silvi." Adica meracau, mengguncang-guncang tangan Calvin yang terbalut infus.
Sungguh, kali ini Adica mengakui kebodohannya. Ia tak sepiawai Calvin dalam mengurus anak perempuan. Bukan hanya Adica, Silvi ikut berantakan karena sakitnya sang ayah.
"Calvin Wan, bangun! Kamu baru boleh mati kalau aku dan Silvi sudah mati! Kami masih butuh kamu!"
Senandungku hanya untuk cinta
Tirakatku hanya untuk engkau