Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | [Papa dan Ayah] Mama Baru untuk Papa Adica

2 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 2 Desember 2019   06:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya. Hukuman Suster Kepala mengingatkan Ayah pada sekolah-sekolah di luar negeri."

Aku ikut bersyukur. Untunglah aku tak jadi masuk sekolah negeri. Nilaiku lebih dari cukup untuk masuk SMA negeri favorit. Tapi, aku merasa sekolah negeri tak cocok untukku. Sekolah negeri neraka bagi minoritas sepertiku. Aku, yang bermata biru dan bertampang non-Muslim, pasti akan menjadi mangsa empuk para pembully.

"Jadi, kamu udah kepikiran mau jualan apa?"

Pertanyaan Ayah menyadarkanku. Kusiapkan jawaban dengan mantap.

"Aku mau jualan makanan, Ayah. Konsepnya food truck. Ayah atau Papa punya nggak, kendaraan besar yang bisa aku pinjam?"

Usulanku disambut positif oleh Papa dan Ayah. Papa menawariku memakai mobil bekas perusahaan ekspedisinya. Setelah membeli mobil baru, mobil pengiriman yang lama hanya jadi pajangan di garasi. Ayah membantuku memasak makanan. Aku senang sekali.

Minggu berikutnya, aku memulai bisnis baruku. Tangan halusku terbiasa bergerak cekatan mengolah burger, kentang goreng, ayam goreng, sosis bakar, cumi goreng, fish and chips, dan makaroni keju. Tiap sore, aku punya hobi baru: memasak dan berjualan makanan. Agar food truckku lebih semarak, kuputarkan lagu-lagu cantik.

Kau tak sepenuhnya sendiri

Aku kan slalu ada di sini

Mengapa oh mengapa dirimu

Penuh dengan rasa bimbang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun