Aduh, ada-ada saja Papa dan Ayah. Kuperhatikan si kembar itu mulai berdebat. Meributkan pelanggan, swafoto, dan bunga.
"Permisi,"
Suara halus seorang perempuan menghentikan perdebatan mereka. Kucuri pandang ke arah Papa. Papa menatap perempuan itu lebih lama!
Perempuan itu datang dari arah gedung Komisi Penyiaran di ujung jalan. Wajah manisnya polos tanpa make up. Baju kerja dan sepatunya bagus. Rambutnya pendek dan rapi.
"Ya, silakan." sambut Papa ramah. Sebelum Papa sempat mengajak perempuan itu berfoto, Ayah menyerahkan bunga dengan gallant.
"Wah, kru food trucknya ganteng dan cantik ya." Si perempuan melempar pujian.
"Oh iya dong. Ayo, sini foto sama saya."
Papa dan perempuan itu berfoto. Entah kenapa, Papa berfoto dengan perempuan itu dua kali.
"Boleh kenalan?"
Mendengar itu, Ayah tertawa tertahan. Aku menyembunyikan tawa di balik tumpukan alat masak. Oh, ternyata begitu modus kenalan ala Papa.
"Asyifa..."