Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Malaikat dan Bidadari di Reunite

25 November 2019   06:00 Diperbarui: 25 November 2019   06:04 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wleeek...mumpung Ayah nggak liat," kataku pelan sambil menjulurkan lidah.

"Trus kenapa kalau Ayah nggak liat? Hm?"

Di luar dugaan, Ayah menolehkan kepala padaku dan meraih jemariku. Dicengkeramnya tanganku erat. Didekapnya aku hingga aku tak bisa bergerak. Tubuh Ayah tiga kali lebih tinggi dan berat dariku. Mudah baginya menahanku.

"Princess kok melukai diri? Bandel," kecamnya lembut.

Aku kesulitan bergerak dalam dekapan Ayah. Ayah berniat sekali mengurungku dalam rengkuhannya. Tak sengaja lenganku menyenggol jatuh gelas minuman Ayah. Anehnya, Ayah tenang saja memungut minumannya yang jatuh dan menyesapnya lagi. Ayah bahkan tidak marah padaku.

Lama kami duduk menanti. Jam karet lagi-lagi berlaku. Beberapa saat setelah menghabiskan minumannya, Ayah bangkit berdiri meninggalkanku. Wajahnya lebih pucat dari sebelumnya.

Aku termenung memandangi punggung Ayah. Kugigit bibir bawahku. Hatiku biru.

Tetiba seorang wanita berkacamata berbaju kuning menghampiriku. Ia duduk di sampingku, memeluk pundakku, dan menyapaku lembut.

"Tante Asyifa?" desisku tak percaya. Kukira wanita ini menemani Papa.

"Papamu memintaku menjagamu, Sayangku. Dimana Ayah?"

"Pergi sebentar. Entah kemana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun