"Sonia! Soniaaaa!" teriakku.
"Datang, Nona."
Seorang perempuan berkulit hitam manis dan berambut kribo tergesa mendekat. Satu tangannya memegang alat pel.
"Papa sama Ayah mana?" tuntutku.
"Mereka pergi, Nona. Beta tak tahu mereka kemana. Tapi...tadi beta lihat, Nona punya Ayah mimisan."
Ayah mimisan? Sakit lagi rupanya. Kenapa Ayah gampang sekali drop? Kecapekan dikit, langsung sakit. Kena udara dingin di larut malam, sakit. Sekali saja kurang tidur, langsung gampang batuk dan pilek. Repot juga punya ayah penyakitan. Aku terus saja memaki Ayah dalam hati.
"Nona, beta pulang dulu. Beta punya anak lagi sakit di rumah. Tak ada yang urus."
Suara alto Sonia mengejutkanku. Aku mengangguk, mempersilakannya pulang. Dia tersenyum dan bersiap membuka pintu.
"Sonia, tunggu!"
Aku lari ke dapur. Kuaduk-aduk kitchen set. Kukeluarkan beberapa kaleng susu, sebungkus roti tawar, dan stoples kecil berisi selai kacang. Benda-benda itu kuserahkan ke tangan Sonia.
"Buat anak kamu. Semoga cepat sembuh."