"Wellcome home, Suamiku." sambutnya.
Setelahnya, Chef Mutiara menggiring Revan ke meja makan. Telah tersaji wellcome drink untuknya. Siang ini, Chef Mutiara membuatkan bubble tea.
"Enak ya, jadi istri dosen. Nggak perlu nunggu sore sampai suaminya pulang kerja." komentar Chef Mutiara.
Revan tertawa kecil. Diacak-acaknya rambut Chef Mutiara.
"Bayangin kalo aku punya suami pekerja kantoran. Jarang quality time, nggak bisa pelukan siang-siang kayak gini, nggak bisa lunch bareng...syukurlah aku punya suami kayak kamu, Revan." lanjut chef muda itu.
"Yups. Oh iya, aku mau minta sesuatu sama kamu."
"Minta apa?"
"Dulu, waktu aku belum nikah sama kamu, aku selalu sarapan di rumah tetangga tiap pagi. Aku lakuin itu karena aku kesepian. Sekarang aku udah nikah sama kamu. Boleh nggak kamu masakin sesuatu buat tetangga kita? Yah, hitung-hitung buat balas kebaikan mereka."
Chef Mutiara terenyak. Begitu besarkah kesepian Revan? Lembut dibelainya rambut pirang pria itu.
"Aku menyesal baru hadir sekarang, Suamiku. Harusnya aku nggak biarin kamu kesepian. Sorry ya..." sesalnya.
"Nggak apa-apa. Kedatangan jodoh bukan kita yang kontrol. Jadi, kamu mau kan?"