Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah, Kenapa Tidak Ada yang Mendoakan Kita?

17 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 17 Mei 2019   06:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibadah berlangsung khidmat. Tak ada yang mengantuk. Semuanya khusyuk berdoa.

Tiba waktu tausyiah. Mereka semua duduk mendengarkan. Materi tausyiah malam ini tentang sifat Allah yang Maha Menyaksikan. Allah selalu tahu isi hati terdalam. Di akhir tausyiah, penceramah mengucap doa.

"Ya, Allah, jagalah saudara-saudara kami di Palestina dan Suriah."

Jose tertegun. Dipegangnya tangan Ayah Calvin. Pria tampan berkacamata itu menoleh menatapnya.

"Kenapa, Sayang?"

"Ayah, kenapa tidak ada yang mendoakan kita?" tanya Jose polos.

Kening Ayah Calvin berkerut. Ia memandang Jose tak mengerti.

"Iyaaaa...kenapa nggak ada yang doain orang-orang kayak kita? Kenapa nggak ada yang berdoa buat orang Tionghoa, orang Manado Borgo, orang Linggong, orang Aceh keturunan Portugis? Kenapa malah doain yang jauh dulu?" kejar Jose.

Ayah Calvin terenyak. Di samping kanan, Paman Revan mendengarkan dengan sedih. Bibirnya siap meluncurkan jawaban. Namun, ia tak yakin Jose akan mengerti.

"Kau harus tahu, anak nakal. Orang Indonesia terlalu membanggakan sesuatu yang bercorak kearab-araban. Glorifikasi Palestina dan Timur Tengah." Paman Adica menjawab, nadanya dingin. Suaranya keras, membuat seisi masjid mengalihkan pandang padanya.

**   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun