Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah, Kenapa Tidak Ada yang Mendoakan Kita?

17 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 17 Mei 2019   06:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang sembilan puasa penuh keikhlasan

Yang sepuluh senyum sopan senantiasa

Keramahan perilaku diri kita

Semoga Allah membimbing kita semua (Gita Guttawa-Jalan Lurus).

Jose bertepuk tangan. Suara Silvi bagus. Permainan pianonya sama bagusnya.

"Keren banget!" pujinya.

Silvi tersenyum. Detik berikutnya, ia berteriak kesakitan. Ada helaian rambut masuk ke mata. Lumayan sakit.

"Papaaaaaa, tolong kuncirin rambut Silvi!" teriak Silvi.

"Papa lagi repot, Sayang. Nanti ya!" Paman Revan balas berteriak dari lantai bawah.

Mendengar itu, Jose menahan tawa. Lucu juga cara Silvi dan Paman Revan saling teriak. Jose dan Ayah Calvin tak pernah begitu di rumah. Mereka biasanya bicara perlahan-lahan.

"Aaaaah, Silvi maunya sekaraaaang! Gabriel, iketin rambut aku dong!" Silvi manyun, melompat-lompat di tempat duduknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun