Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Al Quran Merangkul Parrita

28 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 28 Januari 2019   06:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku berada antara dua cinta

Cinta lama dan cinta yang kini ada

Haruskah ku mengakhiri

Relakan satu hati

Karena ku tak bisa

Berbagi ke dua cinta (Calvin Jeremy-Dua Cinta).

**     

Rindunya Abi Assegaf pada kursi siaran yang empuk. Rindu pula melihat peralatan siaran. Ia atur playlist, ia susun filler dan iklan layanan masyarakat. Semua ia lakukan sendiri. Sungguh, Abi Assegaf rindu.

Sabtu pagi ini cerah sekali. Langit bersih tak berawan. Sinar matahari menerobos kisi-kisi jendela studio. Mentari pagi, hadiah vitamin D gratis dari Tuhan. Di trotoar, terlihat orang-orang berkaus olahraga tengah lari pagi. Ada pula yang berlama-lama menikmati kehangatan alamiah berbasis vitamin dariNya.

Cerahnya langit senada dengan suasana hati Abi Assegaf. Tak lepas ia memandangi ruas jalan di sekitar studio Refrain. Sesekali ia tersenyum memperhatikan tingkah absurd beberapa pengguna jalan. Dari balik meja produser, Bunda Rika ikut tersenyum. Sekali-dua kali ditatapnya sosok Abi Assegaf. Tampan dan fresh sekali pagi ini. Tak nampak tanda-tanda sakit darinya. Pipinya sehat merona. Wajahnya tak sepucat sebelumnya.

Kesibukan di ruas jalan raya makin jelas menjelang pukul delapan. Orang-orang berkaus olahraga menghilang. Tergantikan jajaran mobil berplat merah dan barisan orang berpakaian seragam. Ada seremoni penting hari ini. Para pejabat berdatangan. Reporter Refrain pun tak ketinggalan turun ke jalan untuk meliputnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun